Periode ini juga ditandai dengan situasi Trikora, Dwikora, dan G30S dimana KKO-AL ikut menghadapi. Setelah Trikora, perkembangan KKO-AL semakin pesat. Misalnya dengan dibentuknya Pasukan Komando Armada II di Jakarta dan Surabaya. Selain itu, juga dibentuk pusat-pusat pendidikan lain seperti Pusat Latihan Pertempuran di Purboyo.
Periode 1966-1997
Pada periode ini, terjadi reorganisasi dimana Paskoarma I dan II serta Pasinko dilebur menjadi Paskoarma dengan kekuatan 2 Brigade. Penyederhanaan struktur organisasi juga dilakukan yang diikuti dengan likuidasi Batalyon 6, 8, dan 10 di Jakarta dan Batalyon 7 dan 9 di Surabaya.
Pelaksanaan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Senin, 15 November 2021. Peringatan Hari Ulang Tahun tersebut dihadiri oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono dan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Suhartono. TEMPO/Daniel Christian D.E
Pada tahun 1975, berdasarkan Surat Keputusan Kasal No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 November 1975, nama Korps Komando Angkatan Laut yang telah digunakan sejak tahun 1950 dikembalikan menjadi Korps Marinir.
Pada tahun 1984, Korps Marinir kembali mengadakan reorganisasi kekuatan, yaitu 2 Brigade Infanteri Korps Marinir, 1 Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir, 1 Resimen Bantuan Administrasi Korps Marinir, 1 Komando Latihan Korps Marinir dan 2 Pangkalan Korps Marinir di Jakarta dan Surabaya.
Pada era reformasi, kekuatan ini ditambah dengan Datasemen Jala Mangkara dan Rumah Sakit TNI AL Marinir Cilandak sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir.
Periode 1998-2004
Pada tahun 2004, Kepala Staf TNI AL mengeluarkan keputusan Nomor. Kep/08/III/2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang likuidasi Brigif-1 Marinir, Brigif-2 Marinir, Menbanpurmar dan Menbanminmar.
Selanjutnya: Setelah itu dibentuk Pasukan Marinir-1