Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Ismail Marzuki, Tokoh yang Tampil di Google Doodle

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Google Doodle kali ini menampilkan sosok yang tidak asing, terutama di mata para penggemar musik tanah air. Sosok yang tampil di Google Doodle hari ini tidak lain adalah Ismail Marzuki, seorang komponis besar Indonesia.

Dilansir dari google.com, Ismail Marzuki dipilih sebagai tokoh yang tampil di Google Doodle tidak lain karena kiprahnya di bidang musik yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu tokoh Pahlawan Nasional.

Musik-musik bernuansa patriotisme diracik oleh Ismail Marzuki dinilai berkontribusi terhadap upaya perjuangan kemerdekaan Indonesia. Lagu-lagu karangan Ismail Marzuki, antara lain “Halo-Halo Bandung”, “Rayuan Pulau Kelapa”, “Gugur Bunga”, dan “Ibu Pertiwi”.

Ismail Marzuki lahir dan tumbuh di tengah suasana penjajahan. Dilansir dari p2k.unkris.ac.id, Ismail Marzuki lahir di Batavia pada 11 Mei 1914. Di tengah suasana kolonialisme, musisi merupakan profesi yang sangat jarang ditemui. Kondisi tersebutlah yang dihadapi oleh Ismail Marzuki dalam kehidupan sehari-harinya.

Meskipun demikian, sebagaimana dilansir dari google.com, Ismail Marzuki memiliki kesempatan untuk bermain musik selama lima jam setiap harinya. Hasilnya, Ismail Marzuki mampu menguasai delapan alat musik sekaligus, yakni harmonika, mandolin, gitar, ukulele, violin, accordion, saxophone, dan piano.

Salah satu lagu paling terkenal yang pernah diciptakan oleh Ismail Marzuki adalah “Rayuan Pulau Kelapa”. Saking terkenalnya, sebagaimana dilansir dari p2k.unkris.ac.id, lagu tersebut sering diputar sebagai lagu penutup oleh Stasiun TVRI selama Pemerintahan Orde Baru.

Sementara itu, lagunya yang berjudul “Halo-Halo Bandung” justru menuai kontroversi. Kontroversi yang menyelimuti lagu tersebut bukan terdapat pada substansinya, melainkan dalam aspek keasliannya. Dilansir dari p2k.unkris.ac.id, banyak pihak yang meragukan dan memperdebatkan bahwa lagu “Halo-Halo Bandung” diciptakan oleh Ismail Marzuki.

Terlepas dari kontroversi tersebut, Ismail Marzuki hingga kini terus dikenang sebagai sosok komposer sekaligus Pahlawan Nasional yang memiliki kontribusi besar.

Dilansir dari ikpni.or.id, untuk mengenang jasa dan karya Ismail Marzuki, Pemerintah Orde Baru mendirikan Taman Ismail Marzuki di daerah Menteng, Jakarta Pusat pada 1968. Tidak hanya itu, pada 2004, Pemerintah Indonesia juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Ismail Marzuki.

Dilansir dari google.com, Ismail Marzuki dipilih sebagai tokoh yang tampil di Google Doodle tidak lain karena kiprahnya di bidang musik yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu tokoh Pahlawan Nasional.

Musik-musik bernuansa patriotisme diracik oleh Ismail Marzuki dinilai berkontribusi terhadap upaya perjuangan kemerdekaan Indonesia. Lagu-lagu karangan Ismail Marzuki, antara lain “Halo-Halo Bandung”, “Rayuan Pulau Kelapa”, “Gugur Bunga”, dan “Ibu Pertiwi”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ismail Marzuki lahir dan tumbuh di tengah suasana penjajahan. Dilansir dari p2k.unkris.ac.id, Ismail Marzuki lahir di Batavia pada 11 Mei 1914. Di tengah suasana kolonialisme, musisi merupakan profesi yang sangat jarang ditemui. Kondisi tersebutlah yang dihadapi oleh Ismail Marzuki dalam kehidupan sehari-harinya.

Meskipun demikian, sebagaimana dilansir dari google.com, Ismail Marzuki memiliki kesempatan untuk bermain musik selama lima jam setiap harinya. Hasilnya, Ismail Marzuki mampu menguasai delapan alat musik sekaligus, yakni harmonika, mandolin, gitar, ukulele, violin, accordion, saxophone, dan piano.

Salah satu lagu paling terkenal yang pernah diciptakan oleh Ismail Marzuki adalah “Rayuan Pulau Kelapa”. Saking terkenalnya, sebagaimana dilansir dari p2k.unkris.ac.id, lagu tersebut sering diputar sebagai lagu penutup oleh Stasiun TVRI selama Pemerintahan Orde Baru.

Sementara itu, lagunya yang berjudul “Halo-Halo Bandung” justru menuai kontroversi. Kontroversi yang menyelimuti lagu tersebut bukan terdapat pada substansinya, melainkan dalam aspek keasliannya. Dilansir dari p2k.unkris.ac.id, banyak pihak yang meragukan dan memperdebatkan bahwa lagu “Halo-Halo Bandung” diciptakan oleh Ismail Marzuki.

Terlepas dari kontroversi tersebut, Ismail Marzuki hingga kini terus dikenang sebagai sosok komposer sekaligus Pahlawan Nasional yang memiliki kontribusi besar.

Dilansir dari ikpni.or.id, untuk mengenang jasa dan karya Ismail Marzuki, Pemerintah Orde Baru mendirikan Taman Ismail Marzuki di daerah Menteng, Jakarta Pusat pada 1968. Tidak hanya itu, pada 2004, Pemerintah Indonesia juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Ismail Marzuki.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Hari Pahlawan, Google Doodle Tampilkan Ismail Marzuki

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

2 jam lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

7 jam lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

11 jam lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

2 hari lalu

Ratusan buruh yang tergabung dalam KASBI melakukan aksi di depan Gedung Kemenaker, Jakarta, Rabu 23 Februari 2022. Pemerintah tak segera merevisi aturan soal Jaminan Hari Tua (JHT) yang diatur dalam Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 . Serikat buruh meminta Menaker mengeluarkan aturan yang berisi dua poin. Pertama, mencabut Permenaker 2/2022 dan memberlakukan kembali Permenaker Nomor 19/2015. TEMPO/Subekti.
Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

Asal-usul Hari Buruh bermula dari tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1886.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

11 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

19 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Deretan Lagu Lebaran dari Ismail Marzuki sampai Bimbo dan Rhoma Irama

20 hari lalu

Ismail Marzuki (Wikipedia)
Deretan Lagu Lebaran dari Ismail Marzuki sampai Bimbo dan Rhoma Irama

Lagu-lagu lebaran identik dengan hari kemenangan, berikut deretan lagu Lebaran karya Ismail Marzuki sampai Bimbo dan Rhoma Irama.


Profil Jared Leto, Musisi Rock yang akan Absen di Met Gala 2024

29 hari lalu

Jared Leto berpose dalam acara gala penggalangan dana tahunan yang diadakan untuk kepentingan Metropolitan Museum of Art's Costume Institute dengan tema tahun ini
Profil Jared Leto, Musisi Rock yang akan Absen di Met Gala 2024

Musisi rock 30 Seconds to Mars, Jared Leto akan melewatkan perayaan Met Gala 2024, karena band dia memulai tur Eropa


Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

30 hari lalu

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.