TEMPO.CO, Gorontalo - Sebanyak 180 Kepala Keluarga (KK) atau 613 jiwa dilaporkan menjadi korban banjir bandang di Desa Tolongio Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara pada Jumat 5 November 2021. Banjir bandang di Kecamatan Anggrek dan sekitarnya terjadi pada Kamis 4 November 2021 sekitar pukul 19.30 Wita. Ketinggian air bervariasi dari lutut hingga dada orang dewasa. Saat ini warga masih membersihkan rumah dan perabot dari sisa lumpur.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memantau banjir dan kondisi warga. “Mana fasilitas umum yang rusak dan bisa kita tangani akan kita tangani, tapi untuk sekarang di masa tanggap darurat kita prioritaskan makanan bagi para korban,” kata Rusli.
Gubernur juga meminta agar bencana banjir ini, menjadi pelajaran buat semua tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Menurutnya banyak lereng bukit yang sudah gundul akibat ditanami jagung. “Sudah beberapa tahun lalu saya ingatkan. Jangan pernah lagi kasih bantuan benih bagi warga yang menanam di lereng dengan kemiringan di atas 15 persen. Penyebab banjir salah satunya akibat penggundulan hutan,” ungkapnya.
Pemprov Gorontalo melalui Dinas Pertanian juga menyiapkan penggantian benih gratis, bagi petani yang sawahnya terdampak banjir.
Setiap desa terdampak diminta memberikan usulan melalui pemerintah kabupaten.
“Untuk sawah warga yang puso akibat banjir kita ganti dengan benih gratis. Disiapkan untuk sekitar 700 hektare sawah. Jadi silahkan diusulkan melalui kabupaten ke kita,” ujarnya.
Baca juga: Banjir Bandang di Binjai dan Sejumlah Kecamatan di Kalbar, 2 Warga Meninggal