INFO NASIONAL – Status PPKM di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menurun langsung dari level 4 menjadi level 2. Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Arifin, SH, MH W, menjelaskan status yang turun drastis tersebut lantaran sempat terjadi keterlambatan informasi.
Saat berstatus level 4, kasus positif harian di Banjarbaru berada di kisaran 1.200 kasus, bahkan sempat naik menjadi 1.500. Angka tersebut kemudian melandai hingga tercatat hanya sekitar 40 kasus. Namun, status kota tetap di level 4. Setelah ditelisik, ternyata ada keterlambatan mengirim informasi ke pemerintah pusat. “Akhirnya data sudah diperbarui dan akurat, kami pun disetujui untuk turun langsung ke level 2,” kata Aditya, Senin, 25 Oktober 2021.
Ia berterima kasih kepada seluruh warga Kota Banjarbaru telah bekerja sama menekan peredaran Covid-19. Keberhasilan ini, ujar Aditya, berkat kerja sama semua unsur, mulai dari kepolisian, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga.
“Kami memandu terus bersama babinsa, kamtibnas, dewan kelurahan dan berlanjut hingga tingkat RT/RW, jadi semua pihak terlibat. Disiplin yang kuat jadi kunci utama keberhasilan kami menekan peredaran Covid-19,” ujarnya.
Pemerintah Kota Banjarbaru juga menggencarkan program vaksinasi untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Aditya menjabarkan, cakupan vaksinasi dosis pertama sudah mencapai angka 56 persen, sedangkan dosis kedua di angka 78 persen. Menduduki peringkat dua sebagai kota dengan cakupan vaksinasi terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan.
Sukses ini, kata Aditya, karena ia berupaya mempermudah seluruh masyarakat menerima vaksinasi. “Setiap acara vaksinasi kami libatkan dukcapil, jadi kalau ada nomor NIK atau KTP yang bermasalah bisa langsung diselesaikan di tempat dan bisa tetap mengikuti vaksinasi,” ujarnya. Cara tersebut membuat dia optimistis target vaksinasi di Kota Banjarbaru bakal tuntas pada November.
Geliat kota tersebut untuk bangkit setelah pagbeluk Covid-19 juga terlihat dari berbagai kegiatan masyarakat. Pada sektor pendidikan, Pemkot Banjarbaru telah melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka di 33 institusi pendidikan, mulai dari Paud, SD, SMP, dan SMA/SMK.
“Dari 33 sekolah ini kita akan membuat tim dari dinas kesehatan dan dinas pendidikan untuk mengevaluasi. Nanti, yang pertama kali kami nilai sebagai syarat mutlak belajar tatap muka yakni kesiapan sarana dan prasarana di sekolah tersebut, memadai atau tidak untuk menjalani protokol kesehatan,” tutur Aditya.
Jika tim pengawas menjumpai sarana dan prasarana tidak mendukung, Pemkot secara tegas akan menghentikan kegiatan belajar tatap muka hingga sekolah melengkapi persyaratan.
Sementara di sektor pariwisata, Aditya mengatakan sudah mulai bangkit. Banyak hotel yang kembali melakukan aktivitas. Ada yang menyelenggarakan resepsi pernikahan, acara pertemuan, dan lainnya. Semua kegiatan tersebut tentu tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Kami juga sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat dan kementrian pariwisata yang sudah membuat program, yakni memberi hiburan gratis kepada 2.500 tenaga kesehatan untuk menginap di hotel Kota Banjarbaru,” kata Aditya. (*)