Akibat kejadian itu, pensiunan polisi ini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Ciputra, Kota Banjarmasin. Korban menderita luka bacok serius di tangan kanan, pergelangan tangan, kanan, tangan kiri, dan kaki kanan. Empat hari dirawat, Jurkani belum bisa dioperasi karena alasan kesehatan.
“Masih ada gejala penyakit bawaan yang harus ditangani, dalam keadaan belum stabil. Beliau ada riwayat penyakit jantung. Berisiko tinggi kalau dioperasi. Kalau memang stabil, kemungkinan hari ini (operasi). Kalau belum stabil, ditunda besok,” ucapnya.
Keluarga berharap kepolisian mengusut tuntas dan transparan atas tindak kekerasan terhadap kuasa hukum PT Anzawara Satria itu. “Jangan ada yang ditutup-tutupi lah.”
Saksi lain dari internal PT Anzawara membenarkan upaya pembacokan terhadap Jurkani. Korban dan enam orang tenaga pengamanan dicegat dua mobil dengan puluhan orang di lokasi kejadian pukul 17.30 Wita. Saat itu, korban menuju ke Mapolsek Angsana, setelah mendapati dua unit alat berat hendak ke lokasi tambang ilegal yang terpasang garis polisi pukul 16.30 Wita.
“Pak Jurkani sudah melarang pelaku PETI (penambangan emas tanpa izin). Pak Jurkani minta diselesaikan di polsek saja. Saat balik dari lokasi PETI, tim kami dicegat dua mobil. Satu pelaku turun dari mobil sambil membawa parang, dan menggedor-gedor pintu mobil,” ujarnya.
Pada waktu nyaris bersamaan, tiga mobil lagi tiba di lokasi. “Setelah itu pembacokan ke Pak Jurkani dimulai. Setelah membacok, pelaku menyuruh tim kami pergi dari lokasi melewati Desa Mekar Jaya yang jaraknya jauh,” kata dia.
Kelompok pelaku sempat memeriksa ponsel tim pengamanan Anzawara dan meminta menghapus video serta foto-foto di lokasi. Namun, pelaku menyita ponsel milik Jurkani. Ia mendapat tugas mengawasi aktivitas PETI di lahan IUP Anzawara.
"Ada beberapa tim pengamanan kena bacok, tapi enggak parah. Saat pelaku tahu Pak Jurkani, ini Jurkani, ini Jurkani. Jadi kan sudah diincar," katanya.
Adapun Kasi Humas Polres Tanah Bumbu, AKP I Made Rasa, mengatakan kejadian ini akibat pelaku di bawah pengaruh minuman keras. Menurut Made, ada empat orang di dalam mobil Fortuner hitam yang hendak berwisata ke Pantai Bunati saat kejadian.
Dua orang di antaranya, Yurdiansyah dan Nasrullah, nampak emosi mendapati mobil korban seolah menghalangi saat berpapasan. Alhasil, kata Made, keduanya mendekati mobil korban.
“Bukan dicegat. Orang mabuk mengira mobil yang jalannya lurus, menghalang-halangi. Jalannya kan sempit, jadi seolah korban menghalangi. Sesuai pengakuan mereka (dua pelaku),” kata AKP Made Rasa.
Made belum tahu apakah dua pelaku bagian dari pelaku PETI atau bukan. Pihaknya masih mendalami kasus pembacokan terhadap kuasa hukum PT Anzawara Satria, termasuk mengorek keterangan dari saksi korban, saksi lain di lapangan, dan dua saksi yang satu mobil dengan pelaku.
Baca juga: Dua Pelaku Pembacok Kuasa Hukum Perusahaan Tambang di Kalsel Ditangkap
DIANANTA P. SUMEDI