TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf mengatakan pandemi Covid-19 masih menjadi salah satu tantangan Pemilu 2024. Ia mengatakan Indonesia perlu berkaca kepada negara lain dalam pelaksanaannya.
Ia menuturkan Pemilu di tengah pandemi memiliki permasalahan sendiri. Menurut dia, hal ini dikarenakan pandemi bersifat unpredictable dan belum jelas kapan akan berakhir. Sehingga perlu dilakukan mitigasi agar prosesnya dapat berjalan dengan lancar.
“Perlu (dilakukan) manajemen risiko dan contingency dalam proses Pemilu 2024 dalam menghadapi kemungkinan kondisi terburuk pandemi Covid-19,” ujar Al Araf dalam keterangan tertulis pada Senin, 9 Oktober 2021.
Al Araf menjelaskan bahwa Indonesia dapat berkaca pada Pemilu 2024 dari pengalaman negara lain. Seperti Korea Selatan, Singapura, dan Prancis.
Dia mengatakan, di Korea Selatan, komisi pemilu sudah mempersiapkan sistem di mana pemilih dapat mengirimkan surat suara lebih awal (early voting) melalui pos. Selain itu, mekanisme memilih dari rumah juga dilaksanakan bagi pihak lansia dan yang sedang sakit.
Sementara itu, menurut Al Araf, Singapura juga mendorong sistem pemilihan early voting dan memberikan batasan jam bagi pemilih. “dilakukan (juga) kampanye masif di ruang publik dan media sosial tentang tata cara memilih yang aman,” ujar Al Araf.
Lebih lanjut, Al Araf juga mengatakan bahwa Prancis memperkenalkan sistem proxy vote, atau voting yang dilakukan diwakili orang lain apabila seorang pemilih terkena Covid-19. Hal ini dilakukan dengan pengawasan kepolisian.
“Jadi studi komparasi negara lain dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2024 di situasi pandemi menurut saya penting untuk jadi pelajaran. Nah, ini yang perlu dibangun tentang manajemen resiko (pandemi Covid-19),” ujar Al Araf.
Baca juga: Anggota DPR Kaget Pemerintah Tiba-tiba Usulkan Jadwal Pemilu 2024