Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cornell Paper, Dokumen Analisis G30S yang Membuat Militer Marah Besar

Reporter

image-gnews
Baju berdarah dan barang-barang lainnya milik Letjen Ahmad Yani korban keganasan peristiwa G30S yang berada di Museum Pengkhianatan PKI, Lubang Buaya, Jakarta. Peristiwa berdarah ini terjadi pada 30 September 1965. TEMPO/Subekti.
Baju berdarah dan barang-barang lainnya milik Letjen Ahmad Yani korban keganasan peristiwa G30S yang berada di Museum Pengkhianatan PKI, Lubang Buaya, Jakarta. Peristiwa berdarah ini terjadi pada 30 September 1965. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cornell Paper adalah julukan terhadap naskah berjudul “A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia”.  Naskah ini adalah naskah publikasi yang ditulis oleh Benedict Anderson dan Ruth McVey yang mencoba mengungkap peristiwa G30S.

Majalah Tempo Edisi 21 Desember 2015 mengatakan bahwa naskah ini diawali oleh panggilan telepon dari kampus mereka, Cornell University, pada tanggal 1 Oktober 1965 yang melaporkan adanya huru-hara di Jakarta.

Didorong oleh rasa keingintahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi, Ben, yang saat itu berumur 29 tahun, mengajak Profesor Ruth McVey dan Fred Bunnell untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

McVey adalah seorang pakar komunis penulis “The Rise of Indonesian Communism”, Bunnell adalah seseorang yang sedang mendalami politik luar negeri Indonesia. Sedangkan Ben sendiri saat itu sedang menyusun disertasinya tentang pergerakan kebangsaan di Indonesia, yang baru pulang dari Indonesia setelah meneliti sejak tahun 1962.

Penelitian mereka bermodalkan tumpukan koran kiriman Perpustakaan Kongres ke Cornell. Ada juga koran lokal Indonesia dan Foreign Broadcast Information Service, buletin siaran radio dari berbagai negara yang dikumpulkan Badan Keamanan Amerika Serikat, NSA.

Hasil dari penelitian ini awalnya menyatakan bahwa Soekarno adalah dalang dari pembunuhan enam jenderal dan satu perwira pada peristiwa G30S. Tetapi, akhirnya mereka menyimpulkan bahwa G30S adalah murni konflik internal Angkatan Darat.

G30S disebut sebagai pemberontakan perwira menengah di Divisi Diponegoro Jawa Tengah dan Yogyakarta yang dongkol melihat sederet Jenderal di Staf Umum Angkatan Darat yang kebarat-baratan, hidup mewah, dan melupakan semangat revolusi. Singkatnya, bukan PKI dalang dari peristiwa G30S seperti yang digemborkan oleh Soeharto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Analisis kami untuk sementara berpendapat bahwa penyebab percobaan kudeta bisa dilacak balik ke konflik internal dalam tubuh militer Indonesia, bukan PKI sebagaimana yang ingin ditegaskan Soeharto dan pengikutnya,” tulis Ben Anderson seperti dikutip oleh Tempo dari bukunya berjudul “Hidup di Luar Tempurung”

Pada Desember 1965, Ben dan McVey memaparkan hasil sementara penelitian mereka dalam sebuah diskusi di kantor Cornell Modern Indonesia Project (CMIP). Draft penelitian pun ikut dicetak dalam bentuk stensilan.

Naskah ini selesai pada minggu pertama tahun 1966, atau tiga bulan setelah peristiwa G30S, dan dikirim ke beberapa kolega dengan status sangat rahasia. Tetapi, Ben dalam wawancaranya dengan Kabar Independen, sebuah situs berita di Surabaya, mengatakan bahwa ada kolega dari George Kahin, seorang profesor di Departemen Pemerintahan yang mendirikan CMIP, di Washington yang membocorkannya ke Departemen Luar Negeri Amerika.

Akhirnya, naskah yang bersifat sangat rahasia tentang G30S ini sampai ke penguasa militer di Jakarta dan membuat mereka naik pitam. Dan sejak saat itu, naskah yang berjudul “A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia” dijuluki Cornell Paper karena penulisnya berasal dari satu lingkaran yang sama, Cornell University.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Baca juga:  Kopkamtib dan Operasi Penumpasan Simpatisan dan Anggota PKI Pasca G30S

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

2 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

4 hari lalu

Pendukung Prabowo-Gibran dan para pendukung Anies-Muhaimin terlibat bentrokan saat menggelar aksi di area Patung Kuda, Jakarta, 19 April 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

5 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

5 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

15 hari lalu

Suasana antrean warga di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Antrean warga untuk menghadiri acara open house Idul Fitri sempat ricuh lantaran sejumlah warga memaksa masuk ke dalam Istana Negara. TEMPO/Yohanes Maharso
Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

Tradisi open house di kalangan pejabat Indonesia makin menguat sejak Orde Baru era kepemimpinan Soeharto.


Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

24 hari lalu

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.


Ledakan Gudang Peluru Cibubur Ingatkan Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 40 Tahun Lalu

25 hari lalu

Tangkapan layar detik-detik terjadi ledakan dahsyat pada insiden kebakaran yang melanda Gudang Amunisi Artileri Medan (Armed) TNI di Kampung Parung Linang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3/2024) petang. FOTO/video Istimewa
Ledakan Gudang Peluru Cibubur Ingatkan Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 40 Tahun Lalu

Ledakan gudang peluru cibubur mengingatkan peristiwa 40 tahun lalu ledakan gudang peluru Korps Marinir Angkatan Laut, Cilandak KKO, Jakarta Selatan.


Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

26 hari lalu

Film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. wikipedia
Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

29 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

30 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?