TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut adanya revolusi industri industri 4.0, disrupsi teknologi, dan pandemi mempercepat gelombang besar perubahan dunia, bahkan menyebabkan tingkat ketidakpastian global menjadi tinggi. Untuk itu, ujar dia, perguruan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan berbagai talenta dan mengubah pola-pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia yang terjadi.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta pada Senin, 13 September 2021.
“Jangan mahasiswa itu dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas. Fasilitasi mahasiswa sebesar-besarnya untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas. Karena kita ingat, pilihan studi jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah," ujar Jokowi seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 14 September 2021.
Jokowi menyebut banyak orang bisa berkarier jauh dari ilmu yang didapatkan pada masa kuliah. Ia mencontohkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang memiliki latar belakang pendidikan sebagai Insinyur Teknik Fisika Nuklir dari ITB, yang kemudian menjadi bankir, sempat menjadi Direktur Utama Bank Mandiri, hingga melompat menjadi Menteri Kesehatan.
Menurut Jokowi, seorang mahasiswa tidak perlu pindah program studi, jurusan, dan fakultas untuk mengembangkan talentanya. “Ini yang harus kita fasilitasi. Perbanyak mata kuliah pilihan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Berikan mahasiswa kemerdekaan untuk belajar. Belajar kepada siapa saja, belajar kepada praktisi, belajar kepada industri," ujarnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang juga menjadi pembicara dalam pertemuan ini mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi, para rektor harus terus memberikan dukungan untuk bersama-sama mendorong transformasi pendidikan perguruan tinggi.
"Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ujar Nadiem.