TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memastikan semua vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia aman karena telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Karena itu, mereka meminta masyarakat untuk tidak ragu dengan ketersediaan dan keamanan vaksin dan menyegerakan vaksinasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate meminta masyarakat menyegerakan vaksinasi untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, termasuk keluarga dan orang terdekat.
"Hadirnya beragam jenis vaksin Covid-19 di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin. Seluruh dunia sangat memerlukan vaksin Covid-19 saat ini, dan Indonesia memerlukan 400 juta lebih dosis vaksin. Oleh karenanya, pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai produsen," kata Menkominfo Johnny Plate dalam keterangan tertulis, Sabtu, 11 September 2021.
Pada 7 September 2021, Badan POM telah memberikan EUA kepada Vaksin Janssen produksi Johnson & Johnson. Berdasarkan pengujian kepada penerima vaksin yang berusia atas 18 tahun, vaksin Covid-19 tunggal ini memiliki efikasi untuk mencegah semua gejala Covid-19 sebesar 67,2 persen dan efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat sebesar 66,1 persen.
Pada hari yang sama BPOM juga memberikan EUA untuk vaksin Convidecia yang dikembangkan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology. Efikasi vaksin Convidecia untuk perlindungan pada semua gejala Covid-19 adalah 65,3 persen, sedangkan efikasi untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat adalah 90,1 persen.
Vaksin Janssen dan Covidecia menjadi ke-8 dan ke-9 yang telah mendapatkan EUA dari BPOM pada tahun ini. Kedua vaksin tersebut menyusul tujuh vaksin lain yang telah mendapatkan EUA lebih awal, yaitu Sinovac, Vaksin Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V.
"Dari sembilan vaksin yang sudah mendapatkan EUA dari Badan POM, enam diantaranya telah digunakan di Indonesia. Kemudian, dalam waktu dekat, vaksin Janssen juga akan tiba di Indonesia," kata Plate.
Pakar Imunisasi, Elizabeth Jane Soepardi, terus mendorong pemerintah untuk memperluas cakupan vaksinasi, khususnya di daerah dengan tingkat kasus Covid-19 paling tinggi. Daerah padat penduduk dengan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi umumnya dinilai memiliki risiko penyebaran kasus Covid-19 lebih tinggi.
"Dengan cara ini otomatis cakupan imunisasi akan lebih cepat meningkat dibanding vaksin yang ada didistribusi secara merata," ujar Doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Belanda ini. Selain itu, Jane juga kembali mengingatkan bahwa varian delta jauh lebih cepat menular dan perjalanan penyakit dua kali lebih cepat dan mematikan.
Masyarakat yang masih enggan divaksin Covid-19 diharapkan dapat memahami bahwa vaksinasi akan sangat membantu mereka menghindari risiko kesehatan yang lebih parah akibat infeksi Covid-19 varian Delta. "Sebanyak 99 persen kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat terjadi pada mereka yang belum diimunisasi, kelompok anti vaksin, dan anti masker," kata Jane.
Baca juga: Penemu Vaksin AstraZeneca Minta Inggris Sumbangkan Vaksin daripada untuk Booster