TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan asesmen Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK terhadap pegawai KPK masih berbuntut panjang. Sejumlah lembaga, seperti Ombudsman dan Komnas HAM bahkan ikut menelisik dugaan pelanggaran dibalik pelaksanaan TWK yang telah menyingkirkan puluhan pegawai KPK itu.
Rekomendasi Ombudsman dan Komnas HAM telah sampai ke meja Presiden Jokowi. Namun, Jokowi belum menentukan sikap. Melalui Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Dini Purwono, Presiden Jokowi disebut masih menunggu keputusan MA dan MK. Para pegawai yang tersingkir karena TWK itu tengah melakukan gugatan hukum ke MA dan MK.
Proses seleksi pegawai KPK untuk menjadi ASN ini mengalami tarik ulur yang cukup panjang. Dari semula 75 orang yang tak lolos, kini tertinggal 56 pegawai yang dinonaktifkan karena dinilai tidak lolos tes wawasan kebangsaan.
Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap melalui akun Twitternya @yudiharahap46 membagikan profil sejumlah pegawai KPK yang tersingkir setelah asesmen TWK. Berikut ini sedikit dari mereka yang tak lolos tes wawasan kebangsaan.
Faisal Djabar
Semasa di KPK Faisal Djabar pernah menjabat menjadi Ketua Wadah Pegawai KPK. Laki-laki lulusan Universitas Hasanudin ini lalu melanjutkan S2 di Crawford School of Economics and Government, Australia National University ini merupakan salah satu angkatan pertama KPK yang diangkat pada 2005 lalu.
M Praswad Nugraha
Praswad dapat dikategorikan pegawai angkatan awal KPK, ia masuk tahun 2007. Yudi menulis Praswad merupakan andalan kawan-kawannya dalam menganalisis kasus korupsi. Disebutkan juga ia merupakan sosok yang tegas, tangguh dan tidak pernah takut rintangan.
Bagi lulusan FH Unpad tersebut, risiko merupakan hal yang harus dihadapi dalam memberantas korupsi. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Australia itu juga hobi naik gunung dan bermain gitar.
Menurut mantan Jubir KPK Febri Diansyah, Praswad disingkirkan saat sedang mengusut korupsi Bansos untuk warga terdampak pandemi. Praswad merupakan penyidik bansos dan telah menangani banyak kasus korupsi sejak 2007
March Falentino
Laki-laki yang akrab disapa Tino ini juga pegawai KPK angkatan 2007. Ia menyelesaikan pendidikan S1 nya di UI tahun 2001 dan S2 University of Wollongong Australia. Kasus besar yang pernah ditangani oleh Tino adalah OTT Gubernur Sulawesi Selatan. Menurut penuturan Yudi, Tino merupakan sosok yang kalem dan tenang. Pada 2013 Tino ditunjuk sebagai penyidik internal KPK.
Rieswin Rachwell
Salah satu angkatan muda berbakat yang terdepak adalah Rieswin. Rieswin merupakan penyelidik muda KPK alumni Universitas Tarumanegara. Penyelidik termuda. Menurut Febri Diansyah, penyamaran Rieswin di lapangan sempurna. Tak ada yang percaya bila Rieswin orang KPK.
Benydictus Siumlala
Beni sapaannya, aktif di Wadah Pegawai KPK sekaligus menjalankan tugas sebagai penyuluh dan pendidik antikorupsi. Punya tampang yang sangar sehingga kerap disangka pasukan khusus yang mengawal pengurus wadah pegawai KPK.
Christie Afriani
Christie merupakan pegawai termuda di KPK. Menurut Yudi, Christie merupakan pegawai berbakat dan memiliki potensi besar. Dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya yang baik, lulusan HI UGM itu pernah mengikuti pelatihan School on Integrity Transparency Internasional di Lithuania & Workshop Gender and Corruption di Bangkok, Thailand oleh UNODC. salah satu organisasi naungan PBB. Christie direkrut dengan Program Indonesia Memanggil dimana putra putri terbaik bangsa diajak untuk berkiprah dalam pemberantasan korupsi sekaligus regenerasi KPK di masa depan.
TATA FERLIANA
Baca juga: Soal TWK Pegawai KPK, Stafsus Jokowi: Presiden Tunggu Putusan MK dan MA