Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjuangan Transpuan Yogya Dapatkan Layanan Kesehatan dan Bansos saat Pandemi

image-gnews
Anggota komunitas waria di Yogyakarta bersolidaritas mendistribusikan sembilan bahan pokok dan makanan untuk para waria di tengah pandemi Covid-19 (TEMPO/Shinta Maharani)
Anggota komunitas waria di Yogyakarta bersolidaritas mendistribusikan sembilan bahan pokok dan makanan untuk para waria di tengah pandemi Covid-19 (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menggunakan kruk, Rully Mallay, 60 tahun, Koordinator Waria Crisis Center berjalan melalui tangga menuju ruangan Kepala Dinas Kependudukan  dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Senin, 9 Agustus 2021. Hari itu, ia akan berjuang mengurus KTP untuk tujuh transpuan di Kota Gudeg.

Bersama rekannya, Jenny, ia menunggu selama tiga jam untuk bertemu kepala dinas. Rully yang belum sembuh karena kecelakaan lalu lintas sedang mengurus KTP tujuh transpuan yang tinggal di Kota Yogyakarta.

Dengan suara tenang dan pelan, pengurus komunitas waria, Kebaya, ini menyebutkan nama-nama transpuan yang belum ber-KTP di hadapan Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Kota Yogya, Bram Prasetyo. "Mereka tinggal selama 30 tahun di Yogya, tidak ada keluarga, dan ada KTP ada yang hilang,” kata Rully. 

Sepanjang pandemi Covid-19, komunitas waria di Yogyakarta sama sekali tidak bisa mengakses layanan kesehatan dan bantuan sosial dari pemerintah karena tak punya KTP. Untuk mengurus KTP, mereka harus menyodorkan kartu keluarga, akta kelahiran, pengantar dari RT/RW, dan surat pindah bagi pendatang. Masalahnya mereka kesulitan memenuhi persyaratan itu. 

Koordinator Waria Crisis Center, Rully Malay menemui Kepala Dinas Kependudukan  dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta untuk mengajukan pembuatan Kartu Tanda Penduduk transpuan, Senin, 9 Agustus 2021 (TEMPO/Shinta Maharani)

Sebagian besar waria pergi dari kampung halamannya karena penolakan dari keluarga dan lingkungannya. Rully mencontohkan seorang transpuan asal Medan yang lebih dari 30 tahun tidak kontak dengan keluarganya. Sebagian waria tinggal di komunitas, seperti Kebaya dan Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. 

Bagi waria yang tak punya kartu keluarga dan domisili tetap, prosedur mengurus KTP menyusahkan. Mereka harus meminta tanda tangan ketua RT/RW. Lalu mereka harus mengajukan diri agar nama mereka masuk ke dalam kartu keluarga pemilik kos tempat mereka tinggal. 

Waria harus mengajak pemilik kosan atau kontrakan ke kelurahan untuk menjadi saksi yang menyatakan mereka tinggal di Yogya. Mereka kesulitan mengajak pemilik kosan atau kontrakan ke kelurahan. Ketua RT/RW juga tak semua mau menandatangani berkas pengajuan KTP. “Mencari dua saksi itu susah. Tak semua ketua RT mau,” kata Rully. 

April tahun ini, pemerintah mempermudah kepengurusan dokumen kependudukan, seperti KTP, KK, dan akta kelahiran bagi waria. Untuk transgender yang pernah terdata dan punya KTP lama, Dinas Dukcapil memverifikasi data itu. Jika cocok, dinas dukcapil akan mencetakkan KTP untuk mereka. Waria yang memerlukan surat pindah dan akta kelahiran bisa mengurus secara daring atau melalui WhatsApp Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 

Namun, kebijakan itu belum diterapkan di Yogyakarta. Ada lima waria anggota komunitas yang menjalani isolasi mandiri di kos. Sebelas waria meninggal karena sakit jantung dan paru-paru. Karena tak punya dokumen kependudukan, mereka sulit mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan. 

Untuk membantu para waria, Rully dan komunitasnya menggalang solidaritas dari para donatur. Melalui media sosial dan grup WhatsApp, mereka berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 146 juta dalam sepekan. Donasi itu digunakan untuk membantu 167 waria di sejumlah komunitas dan pekerja seks. 

Uang itu digunakan untuk membeli vitamin, masker, sembako, pengobatan. Mereka juga menyiapkan donasi itu untuk kebutuhan pemakaman anggota dan menyewa rumah untuk selter, menampung para waria. Rully turun ke lapangan untuk membagi sembako, vitamin, dan masker ke kantong-kantong komunitas waria dan pekerja seks di Yogyakarta. 

Para transpuan dan aktivis di Yogyakarta mengenal Rully sebagai pelobi yang pontang panting membantu transpuan di masa pandemi. Pembawaannya yang tenang, supel, dan artikulatif saat berbicara membuat dia mudah diterima beragam kalangan, mulai dari pemerintah, organisasi non-pemerintah skala nasional maupun  internasional, dan jurnalis. 

Lobi-lobi Rully, misalnya, dilakukan pada Sabtu, 17 Juli saat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menemui komunitas waria Keluarga Besar Waria Yogyakarta atau Kebaya. Rully mengeluhkan sulitnya mengurus KTP. “Pak Muhadjir janji bilang ke kabinet untuk perhatikan kelompok rentan,” kata Rully. 

Muhadjir juga berjanji akan memfasilitasi waria Yogya dengan memerintahkan Kementerian Dalam Negeri untuk menindaklanjuti keluhan itu. Sehari setelah kunjungan itu, pejabat Direktorat Kemendagri menelepon anggota komunitas waria agar mereka mengirim data. 

Kepiawaian Rully melobi ia dapatkan dari pengalamannya. Dia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan Tahun 1987-1993. Kalangan anggota legislatif Bone memanggilnya Andi Rahmat Mallay. 

Alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Tahun 1989 ini pernah menjalani pendidikan profesi bidang pertanian di Osaka, Jepang pada 1995. Rully berharap pemerintah mendengarkan suara transpuan. “Kami bagian dari NKRI yang punya hak sama atas layanan publik, tanpa diskriminasi,” kata Rully. 

Baca juga: Melihat Drag Queen Menghibur Diri Saat Karantina Mandiri

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 jam lalu

Petugas pantai di Gunungkidul mengobati wisatawan tersengat ubur-ubur. Dok.istimewa
Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul


Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

9 jam lalu

Salah satu varietas anggrek yang akan dipamerkan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT)  UGM pada Festival Anggrek Sabtu 18 Mei 2024 di Sleman. Dok.istimewa
Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.


Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

10 jam lalu

Sisi selatan Benteng Vredeburg Yogyakarta yang hampir rampung direvitalisasi pada Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.


Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

12 jam lalu

Seri prangko Buk Renteng diluncurkan di Sleman Yogyakarta Kamis (16/5). Dok. Istimewa
Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.


Peru Kategorikan Transgender sebagai Penyakit Mental

1 hari lalu

Ilustrasi LGBT. Dok. TEMPO/ Tri Handiyatno
Peru Kategorikan Transgender sebagai Penyakit Mental

Peru secara resmi mengkategorikan transgender dan non-biner sebagai penyakit mental. Para aktivis LGBT resah dengan keputusan Presiden Peru ini


Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

1 hari lalu

Proses pemilahan sampah di TPS 3R Nitikan Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).


Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

2 hari lalu

Mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto, seusai menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Eko akan disidang dalam perkara dugaan penerimaan gratifikasi sejumlah Rp.18 miliar di Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan RI.TEMPO/Imam Sukamto
Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.


Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

2 hari lalu

Petugas pantai di Gunungkidul mengobati wisatawan tersengat ubur-ubur. Dok.istimewa
Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.


Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Pekerja menurunkan sampah dari truk pengangkut di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara Tamanmartani, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 7 Agustus 2023. Pemerintah Kabupaten Sleman mengoperasikan TPS Sementara Kalasan selama 45 hari untuk mengatasi permasalahan sampah terkait penutupan TPST Piyungan yang ditutup karena sudah melebihi kapasitas. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.


Begini Fasilitas Layanan KRIS Pengganti Kelas BPJS Kesehatan

3 hari lalu

Begini Fasilitas Layanan KRIS Pengganti Kelas BPJS Kesehatan

Berikut rincian fasilitas layanan KRIS pengganti kelas BPJS Kesehatan, mulai dari kriteria ruang rawat inap hingga daftar penyakit yang ditanggung.