Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Diplomasi Publik Berperan Penting dalam Membentuk Perdamaian?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Diplomasi Publik by Singapore International Foundation / Instagram -@siforg
Diplomasi Publik by Singapore International Foundation / Instagram -@siforg
Iklan

TEMPO.CO, JakartaDiplomasi publik telah dipelajari secara komprehensif di wilayah Barat tetapi tidak secara luas di Asia. Executive Director Singapore International Foundation (SIF) Jean Tan mengatakan, diplomasi publik atau people diplomacy adalah masa depan hubungan internasional sebab saat ini dunia sudah saling terhubung. Semakin banyak individu, akademisi, pelaku bisnis, dan masyarakat sipil memulai percakapan dan mengambil tindakan atas isu-isu yang terjadi di dunia, di mana perubahan terjadi dengan cepat. Sangat baik pula bila kelompok masyarakat itu membahas seputar isu yang masih luput dari perhatian pemerintah.

Jean menambahkan bahwa pada individu, akademisi dan pelaku bisnis, serta masyarakat terhubung dengan mudah secara online untuk berkolaborasi dalam sejumlah isu lintas batas yang kompleks untuk saling berbagi ide, bertukar pendapat, dan mengembangkan solusi. "Oleh karena itu, negara-negara yang memanfaatkan pengaruh yang semakin besar dari masyarakatnya untuk membangun rasa saling percaya, saling menghormati, dan masa depan bersama dengan orang lain, memiliki keunggulan tersendiri. Bersama dengan inisiatif yang digerakkan oleh pemerintah, diplomasi publik memperkaya hubungan antar negara untuk membangun dunia yang lebih baik,” kata Jean Tan dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 29 Juli 2021.

Director of the University of Southern California’s (USC) Center on Public Diplomacy and Associate Professor di USC Annenberg School of Communication and Journalism Jian (Jay) Wang mengungkapkan Singapore International Foundation telah menghabiskan 30 tahun terakhir untuk membangun hubungan antar-masyarakat dan dampak sosial melalui program- program yang bergerak di bidang kebudayaan, pengembangan, dan diplomasi digital. "Sebagai pelaku diplomasi publik, SIF memiliki pemahaman yang mendalam tentang nuansa budaya komunikasi di Asia, dan USC Center on Public Diplomacy merasa terhormat dapat bermitra dengan SIF dalam misinya untuk menyatukan komunitas dunia,” kata Jian (Jay) Wang.

Dia menambahkan publikasi yang telah disusun SIF memberikan wawasan bermanfaat tentang praktik diplomasi publik yang dilakukan oleh negara-negara di ASEAN saat ini. "Saya berharap hal tersebut dapat membangkitkan komunitas di Asia Tenggara untuk lebih tertarik dan dapat berpartisipasi aktif dalam subjek pembahasan ini,” katanya.

Sejak tahun 1991, Singapore International Foundation (SIF) mencoba terus menyatukan warga Singapura dan komunitas dunia dengan membangun persahabatan yang abadi dengan saling bertukar ide, keterampilan, dan pengalaman. SIF, yang telah berkolaborasi dengan lebih dari 700 institusi, 4.000 sukarelawan Singapura, dan 45.000 jaringan pertemanan dari seluruh dunia, telah berhasil menghasilkan perubahan yang positif bagi hampir 16 juta orang di 28 negara.

Untuk merayakan 30 tahun membangun hubungan antar-manusia, SIF menyelenggarakan Public Diplomacy in Asia conference yang diadakan pertama kali di Singapura dari 26 – 30 Juli 2021. Konferensi ini dibuka dengan sambutan oleh Tamu Kehormatan Menteri Luar Negeri Singapura Dr Vivian Balakrishnan. Acara virtual yang diselenggarakan dalam kemitraan dengan University of Southern California’s Center on Public Diplomacy ini akan mempertemukan 40 pakar diplomasi publik (PD) dari 15 negara, yang mewakili sektor swasta, publik, dan masyarakat. Diskusi selama lima hari ini akan berfokus pada kebijakan dan praktik diplomasi publik di Asia, serta peluncuran Winning Hearts and Minds: Public Diplomacy in ASEAN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konferensi ini mengkaji bagaimana masyarakat di negara Asia melibatkan publik global untuk memperkuat rasa saling pengertian dan menumbuhkan kepercayaan antara negara dan warganya. Konferensi ini pun membahas pula kontribusi pada studi budaya, serta pengembangan dan diplomasi digital. Konferensi ini juga akan menyoroti peran pemuda, bisnis, dan kota yang berkembang dalam hubungan internasional.

Dalam konferensi ini, publik juga menyaksikan peluncuran Winning Hearts and Minds: Public Diplomacy in ASEAN – kompilasi diplomasi publik pertama di Asia Tenggara. Dalam buku tersebut, penulis dari sepuluh negara ASEAN memberikan perspektif mereka tentang pendekatan negara mereka terhadap diplomasi publik, bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dan aspirasi mereka untuk masa depan.

Director, Strategic Management SIF Reuben Kwan yang mengawasi publikasi tersebut, mengatakan meskipun diplomasi publik memainkan peran penting dalam membentuk perdamaian, terdapat literatur dan penelitian yang terbatas tentang bagaimana hal tersebut dipraktikkan di Asia. Melalui Winning Hearts and Minds: Public Diplomacy in ASEAN, timnnya berusaha menjelaskan praktik dan kontribusi Asia dalam diplomasi publik, yang dipengaruhi oleh konteks budaya dan geopolitik yang unik di kawasan ini. "Selain itu yang tidak kalah pentingnya, kami ingin melihat hal apa lagi yang bisa kami lakukan untuk memperkuat kepercayaan dan kolaborasi di kawasan ini,” kata Reuben Kwan.

Selain terlibat dalam diskusi yang sangat menarik, para tamu konferensi juga dapat berjejaring dengan sesama peserta dan bertemu dengan sukarelawan SIF – sukarelawan Singapura yang berperan sebagai Citizen Ambassadors – dan teman serta mitra luar negeri.

Jean Tan mengatakan diplomasi publik adalah fokus dari pekerjaan SIF. "Kami berusaha untuk menyatukan komunitas yang beragam melalui program kolaboratif dan relasional yang mendorong rasa saling menghormati dan memperkuat ikatan dan kepercayaan untuk kebaikan umat manusia," katanya. Dalam konferensi yang menyoroti pentingnya membangun hubungan antar-warga. Jean Tan berharap akan ada lebih banyak masyarakat dan teman-teman Singapura yang mendukung pekerjaan yang timnya lakukan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

1 hari lalu

A model presents a creation by designer of Masterindo Jaya Abadi garment industry Ltd. during Indonesia Fashion Week in Jakarta, March 29, 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.


23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

1 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI


Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.


Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

2 hari lalu

Selain Marina Bay Sands dan Gardens By The Bay, ada lagi 5 destinasi wisata Singapura murah yang bisa Anda kunjungi. Berikut ini daftarnya. Foto: Canva
Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo menjenguk Luhut Binsar Pandjaitan di Singapura. FOTO/Instagram
Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.


Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?


Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

3 hari lalu

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. Freepik
Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.


Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

4 hari lalu

The Wonderfall, kanvas digital setinggi 14-meter yang terletak di tengah taman vertikal, di Terminal 2 Bandara Changi Singapura. (dok. Changi Aiport Group)
Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

Bandara Changi menawarkan check-in dan registrasi masuk otomatis, sistem otentikasi biometrik, dan kecerdasan buatan untuk mengangkut bagasi.