INFO NASIONAL - Pemerintah Kota Malang terus mengejar program vaksinasi agar segera tercapai kekebalan kelompok. Upaya ini sejalan dengan langkah Presiden Joko Widodo menargetkan vaksin dapat diberikan kepada 182 juta orang atau sekitar 70 persen penduduk. Angka itu menyesuaikan dengan target imunitas kelompok atau herd immunity yang dianggap ideal untuk melindungi masyarakat yang nantinya tak mendapat vaksinasi.
Walikota Malang Sutiaji mengatakan, “Sejak Presiden, Wapres bahkan di Kota Malang Forkopimda telah divaksin, itu menunjukkan dan memberikan sinyal tegas kepada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 itu aman sebelum digunakan dan harus menjangkau seluruh rakyat demi memutus rantai penularan virus korona secara permanen,” katanya.
Walikota Malang Sutiaji menambahkan, hingga saat ini Pemkot Malang telah menggelontorkan 325.910 dosis vaksin. Perinciannya 261.407 dosis 1 dan 64.503 dosis 2 untuk memerangi Covid-19.
"Jadi bicara program atau gerakan serbuan vaksin, kita terus bergerak dan tidak semata pada saat pelaksanaan PPKM Darurat. Dari total 346.640, telah terdistribusikan 94 persen," kata Wali Kota Malang Sutiaji.
Untuk mendapatkan suntikan vaksin, masyarakat bisa mendatangi satu dari 80 tempat fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Dari 80 tempat itu terdiri dari 16 puskesmas, 40 klinik, 24 rumah sakit. Terkait metode pelayanan vaksinasi, pemerintah telah menyiapkan dua cara, yakni berbasis fasyankes milik pemerintah atau swasta maupun vaksinasi massal di tempat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengatakan bahwa, pada penyelenggaraan awal program vaksinasi, pemerintah pusat telah menetapkan serta menentukan tahapan program vaksin.
Tahapan vaksinasi Covid-19 ini terdiri dari empat tahap, yaitu Tahap I (Januari-Februari), Tahap II (Maret-April), Tahap III (Mei-Juni), dan Tahap IV (Juli-selesai).
“Jumlah kuota dosis vaksin sepenuhnya dari pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Begitu dosis habis, maka daerah akan mendapatkan tambahan kuota. Untuk Kota Malang tersisa 20.730 dosis yang itu dipergunakan untuk pelaksanaan vaksin dosis kedua,” kata dr. Husnul.
Pada 15 Juli 2021, Pemkot Malang mendapat tambahan kuota dosis vaksin sebanyak 14 ribu dosis. Sehingga total 34.730 dosis akan kami target terdistribusi tuntas di minggu mendatang," katanya, menambahkan.
Selain menggenjot vaksinasi massal, Pemkot Malang fokus pada langkah darurat selama PPKM berlangsung. Pemkot Malang melalui RSUD, menambah 12 bed untuk pasien Covid-19 yang sebelumnya berjumlah 40 bed.
Wali Kota Sutiaji juga mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Pangdam V Brawijaya dan juga Pangdivif 2 Kostrad Malang untuk penambahan Rumah Sakit (RS) Darurat. Saat ini, ada 100 bed ditambah lagi dengan 60 bed di RST dr. Soepraoen Malang.
Dari 160 bed yang disediakan itu, nantinya 70 persen digunakan untuk anggota TNI dan 30 persen untuk masyarakat umum. Dengan jalan ini diharapkan penanganan pasien Covid-19 di Kota Malang bisa lebih baik.
Walikota Sutiaji menyebutkan rumah isolasi (safe house) di Kota Malang masih bertumpu di balai diklat Pemprov Jalan Kawi dan ditopang dengan RS Lapangan di Ijen. Dengan semakin tingginya angka kasus, kita akan memanfaatkan salah satu penginapan untuk kita jadikan safe house, dan ini ada dengan kapasitas sekitar 80 bed. “Saya sudah meminta sekda dan kepala dinas untuk melihat keberadaan safe house tersebut. Insha Allah bisa digunakan dalam minggu minggu ini,” kata Sutiaji.
Dalam upaya preventif dan juga penegakan disiplin, operasi yustisi dan sosialisasi PPKM Darurat gencar dilakukan dari tingkat kota hingga tingkat kelurahan. Tak kurang 281 operasi dilakukan Pemkot Malang dalam periode PPKM Darurat, yang meliputi sosialisasi aturan, penyemprotan disinfektan, penyampaian bantuan bagi warga isolasi mandiri (isoman), pengantaran jenazah Covid-19 ke tempat pemulasaraan, pemakaman jenazah Covid-19, testing, tracing, dan swab, serta monitoring bantuan sosial (bansos) dan vaksinasi. (*)