Pendiri maskapai dan juga pemegang saham terbesar, Jeremias (Jerry) Desousa, pebisnis Australia kelahiran Timor Leste, mengatakan dia berencana membangun maskapai, yang kini baru memiliki satu pesawat jenis Ambraer sewaan dengan 94 kursi itu, untuk memiliki empat atau lima pesawat sendiri dalam lima tahun ke depan.
"Saya ingin mengembangkan maskapai ini dengan hati-hati," kata Desousa kepada The Age, Rabu dari Dili, tempat Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta akan meresmikan maskapai itu pada acara malam harinya.
Pemerintah Dili menerima fee 10 persen dalam bentuk saham di maskapai tersebut dan mendukung peluncuran itu, kata Desousa.
Timor Air direncanakan memulai terbang perdana pada 2 Februari 2009 yang melayani rute dari Darwin ke Dili menuju Denpasar, lantas kembali Dili dan Darwin dalam persaingannya dengan Air North dan Merpati Airlines milik Indonesia. Air North dipastikan akan kehilangan dominasinya untuk rute Darwin-Dili.
Selama bertahun-tahun, para penumpang yang menggunakan rute tersebut acap mengeluhkan harga tinggi yang ditetapkan Air North yang tak sebanding dengan pelayanan mereka yang buruk seperti servis yang tak memadai dan bagasi yang sesak.
Beberapa pejabat pariwisata Timor Leste mengungkapkan kepada The Age bahwa cara Air North beroperasi bisa menghambat dunia pariwisata di sana.
Pesawat tersebut memiliki 10 kursi kelas bisnis dan 84 kursi kelas ekonomi. Timor Air akan diperkuat sekitar 40 awak berwarga negara Timor, termasuk awak pesawat yang sudah berlatih di Brisbane, Australia. Perusahaan ini juga sedang menjajaki kemungkinan berbagi saham dengan maskapai lain, termasuk Qantas dan Merpati.
BOBBY CHANDRA