TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim penanganan Covid-19 masih terkendali. Ia mengakui masih banyak masalah di sana-sini, namun pemerintah terus mencari solusi.
"Kalau ada yang bilang semua tidak terkendali, itu sangat tidak benar. Bahwa ada masalah, ya, sangat banyak masalah, tapi masalah ini satu per satu, kami kira, kita selesaikan dengan baik," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Selasa, 6 Juli 2021.
Luhut menyebut pemerintah sudah menyiapkan skenario menghadapi lonjakan kasus Covid-19 hingga 40 ribu kasus per hari. Bahkan, ujar dia, skenario terburuk untuk 60-70 ribu kasus per hari juga sudah siap.
"Kami sudah hitung worst case bagaimana suplai obat-obatan oksigen, sampai rumah sakit," ujar Luhut. "Suplai oksigen misalnya, sudah dihitung untuk skenario sampai 50 ribu, bahkan sampai paling jelek 60-70 ribu kasus per hari".
Pendiri Lapor Covid-19, Irma Hidayana sebelumnya mengatakan, klaim-klaim pemerintah nyatanya tidak sesuai kondisi di lapangan. Lapor Covid-19 menerima banyak sekali laporan dari warga positif Covid-19 yang kesulitan mencari tempat isolasi terpusat, rumah sakit, ICU, hingga oksigen.
Hingga Ahad, 4 Juli 2021, organisasi nirlaba ini mencatat 278 orang meninggal saat isolasi mandiri atau sedang berupaya mengakses layanan kesehatan. Angka kematian terus mencetak rekor hingga kemarin mencapai 558 orang per hari. Angka kematian terkait Covid-19 diperkirakan jauh lebih banyak daripada data pemerintah.
Irma menyebut bahwa kematian-kematian tersebut semestinya bisa dicegah jika dari awal pemerintah melakukan pencegahan dan pengendalian penularan yang lebih kuat. Situasi saat ini, ujar dia, merupakan hasil dari ketidakefektifan pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini.
"Pemerintah perlu mengakui bahwa kondisi sudah gawat darurat dan meminta maaf serta menunjukkan empati. Perlu berhenti melakukan komunikasi yang mencitrakan bahwa kita sedang baik-baik saja yang justru mengakibatkan rendahnya kewaspadaan masyarakat terhadap masifnya penularan Covid-19," ujar Irma, kemarin.