Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rachmawati Soekarnoputri: Pernah Dituduh Makar Sampai Sebut MPR Macan Ompong

image-gnews
Rachmawati Soekarnoputri. antaranews.com
Rachmawati Soekarnoputri. antaranews.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri meninggal pada Sabtu, 3 Juli 2021, pukul 06.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto.

Semasa hidupnya, Rachmawati aktif di dunia politik. Ia mendirikan Partai Pelopor pada 2002. Partai ini berlambang bendera merah putih diagonal dengan logo bintang, padi, dan kapas.

Lima tahun kemudian, ia mundur dari jabatannya itu karena diangkat Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. 

Kemudian, Pada 2012, Rachmawati bergabung dengan Partai NasDem. Adik dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini mengaku punya visi dan misi yang sama dengan partai yang dipelopori Surya Paloh. Dua tahun kemudian, ia keluar dari NasDem karena beda dukungan politik.

Saat itu, NasDem mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sedangkan Rachmawati mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Belakangan, ia bergabung dengan Gerindra sebagai Dewan Pembina. Berbagai kontroversi dan peristiwa juga mewarnai perjalanan hidupnya. Berikut ulasannya.

1. Dituduh Makar

Pada 2016, Rachmawati pernah dituduh berupaya makar karena menggalang aksi di Monas. Rachmawati membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan, sebagai putri ideologis Soekarno, paham betul dengan rambu-rambu hukum dan arti makar. Rachmawati menegaskan, upaya yang diperjuangkannya ialah mengembalikan Undang-Undang Dasar 1945 yang asli sebelum diamandemen. 

"Saya mendengar ada arus yang menginginkan amandemen kelima UUD 45, sehingga saya ingin mengupayakan agar UUD 45 dikembalikan ke saat belum diamandemen," kata Rachmawati, pada 7 Desember 2016.

Dalam jumpa pers di rumahnya di kawasan Jati Padang, Jakarta Selatan itu, Rachmawati mengatakan bahwa UUD 1945 yang sudah diamandemen empat kali dan ditandangtangani Presiden kelima Megawati Soekarnoputri menjadikan undang-undang bersifat liberal dan kapitalistik.

2. Sebut MPR Macan Ompong

Pada 2019, pernyataan Rachmawati juga membuat geger setelah menyebut Majelis Permusyawaratan Rakyat seperti macan ompong. Ini disebutnya terjadi sejak era Megawati Soekarnoputri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"MPR saat ini kalau saya ibarat macan ompong, karena setelah diamandemen empat kali pada 2001, zaman Megawati, fungsi MPR sudah berubah total," kata Rachamawati di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019.

Rachmawati mengatakan, MPR saat ini sudah bukan lembaga tertinggi negara dan tidak jelas tugas, pokok, dan fungsinya. Misalnya, dia menyebutkan MPR saat ini tidak bisa membuat garis-garis besar haluan negara (GBHN) dan ketetapan.

3. 2018 Tahun yang Berbahaya

Pada musim Pemilu 2019, Rachmawati didapuk menjadi Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno. Saat berbicara di depan para elite dan relawan pendukung Prabowo di Senayan pada 2018, Rachmawati menyebut tahun itu sebagai the year of living dangerously  (tahun berbahaya untuk hidup).

Rachmawati mengungkapkan alasannya menyebut tahun ini sebagai the year of living dangerously. Dia merujuk tulisan dalam buku Prabowo Subianto, Paradoks Indonesia. Kata Rachmawaty, Prabowo menulis bahwa kondisi Indonesia makin tidak sesuai yang diharapkan. Puteri Presiden Sukarno ini mengatakan utang Indonesia kian bertambah. Kemiskinan pun tidak berkurang.

4. Tak Setuju Pemutaran Film Gerakan 30 September

Pada 2018, Rachmawati menyatakan tidak setuju terhadap penayangan ulang film Penumpasan Pengkhianatan G30S yang ramai diperdebatkan.

Rachmawati mencontohkan, skenario yang dibuat tidak komprehensif. Pasalnya, hanya sebagian saksi hidup yang keterangannya dijadikan landasan untuk film ini. “Dari dulu saya memang sebetulnya kurang sreg,” ujarnya.

Politikus Partai Gerindra ini menuturkan pengalamannya sebagai sutradara dan produser film membuatnya mengerti betul proses pembuatan film. Atas dasar itulah ia menyimpulkan bahwa film yang menceritakan sejarah Partai Komunis Indonesia ini tidak pas dengan kenyataan sesungguhnya. “Kalau ditanya setuju atau tidak, sebenarnya saya kurang setuju,” kata Rachmawati Soekarnoputri.

Baca juga: Simpang Jalan Politik Rachmawati dengan Megawati

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

40 menit lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

Sejumlah pakar menilai pembentukan presidential club oleh Prabowo Subianto sulit terbentuk mengingat hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi.


Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

2 jam lalu

Presiden Joko Widodo bersama Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kanan) menerima kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Singapura Terpilih Lawrence Wong (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 29 April 2024. Lee berkunjung dalam rangka pertemuan Singapore-Indonesia Leader's Retreat yang kali ini dijamu oleh Jokowi. TEMPO/Subekti.
Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.


Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

22 jam lalu

Presiden Jokowi ditemui usai peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) di Tapos, Depok, pada Selasa pagi,  7 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo


Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.


Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto menghadiri acara halalbihalal dan silaturahmi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Seven, Jakarta Pusat, Minggu, 28 April 2024. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Investasi Bhlil Lahadalia hingga kedubes Arab Saudi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.


Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

1 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.


Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

1 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.


Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

1 hari lalu

Wakil presiden terpilih GIbran Rakabuming Raka saat wawancara dengan wartawan seusai menghadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Solo di Kantor KPU Solo, Jawa Tengah, Kamis, 2 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

Rencana Prabowo membentuk presidential club didukung oleh Gibran. Ia mengatakan pembentukan klub itu untuk menyatukan para pemimpin negeri ini.


Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

2 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.


Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

2 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.