TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membantah bahwa penerima vaksin Sinovac lebih mudah tertular Covid-19 dibanding penerima vaksin Covid-19 lainnya. Meski begitu, ia mengakui bahwa saat ini banyak tenaga kesehatan yang positif Covid-19.
Para tenaga kesehatan merupakan menerima vaksinasi tahap pertama yang menggunakan vaksin Sinovac. "Data resmi (penerima Sinovac lebih mudah tertular) tidak ada. Yang kami ketahui tenaga kesehatan yang banyak terkena," kata Nadia saat dihubungi, Senin, 28 Juni 2021.
Meski begitu, ia mengatakan, hal ini tak serta merta berarti vaksin Sinovac lebih rawan. Pasalnya tenaga kesehatan memiliki resiko terpapar yang tinggi karena terus menerus bertemu pasien Covid-19, apalagi di tengah lonjakan kasus Covid-19 seperti saat ini.
Selain itu, virus yang menyebar saat ini, varian Delta, diketahui juga 6 kali lebih menular dibanding varian Alfa. "Pada saat lonjakan kasus, pasti faktor kelelahan juga ada sehingga menurunkan imunitas pada nakes," kata Nadia.
Nadia tak dapat memastikan bahwa vaksin Covid-19 lainnya jauh lebih ampuh dalam menghalau virus Corona, terlebih mutasi baru. Salah satunya vaksin AstraZeneca yang dikabarkan lebih efektif membentuk antibodi terhadap varian Delta.
"Mungkin saja (AstraZeneca lebih efektif). Tapi prinsipnya terjadi penyakit faktor 3 tadi, yakni host, lingkungan, dan jumlah virus," kata Nadia.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19. Target vaksinasi 1 juta dosis per hari pun dikebut untuk menekan warga yang positif Covid-19 atau terpapar. Saat ini, baru dua jenis vaksin yang telah digunakan oleh pemerintah, yakni vaksin Sinovac dari Cina dan Vaksin AstraZeneca dari Inggris.
Baca juga: 336 Tenaga Kesehatan di Kota Bogor Positif Covid-19, Bima Arya: Mengkhawatirkan