TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI dari PDIP, Charles Honoris, mengusulkan pemerintah membuat terobosan baru yakni layanan telemedicine gratis bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala.
Telemedicine adalah penggunaan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara jarak jauh. Sehingga, dokter atau tenaga kesehatan di satu tempat menggunakan teknologi komunikasi untuk melayani pasien Covid-19 yang berada di tempat isolasi.
Menurut dia, terobosan ini bisa efektif mengurangi beban rumah sakit yang saat ini semakin penuh dengan pasien Covid-19.
"Dengan terobosan ini, rumah sakit bisa memulangkan pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala ke rumah masing-masing untuk melakukan isolasi mandiri (isoman)," ujarnya lewat keterangan tertulis, Sabtu, 26 Juni 2021.
Telemedicine yang diusulkan Charles tidak hanya mencakup konsultasi online jarak jauh, tetapi juga disertai pemberian obat-obatan dan multivitamin, serta pemeriksaan PCR. "Semua harus dilakukan dengan gratis kepada pasien yang tidak tertampung di faskes pemerintah," tuturnya.
Lonjakan kasus Covid-19 berimbas pada angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit Covid-19. BOR di sejumlah provinsi di Pulau Jawa bahkan sudah di atas 80 persen. Khusus DKI Jakarta, BOR ICU mencapai 87,88 persen dan BOR isolasi 92,15 persen per 24 Juni.
Dalam pelaksanannya, kata dia, telemedicine bisa dilakukan terpusat di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang sudah berjejaring sampai ke daerah. Para relawan juga bisa ikut ambil bagian dalam telemedicine ini, misalnya untuk pengantaran obat-obatan dan sebagainya.
"Di samping itu, pemerintah juga harus terus berupaya menambah fasilitas-fasilitas isolasi dengan menggunakan gedung-gedung kosong milik pemerintah, seperti sekolah, GOR, dan sebagainya," ujar politikus PDIP ini.
Baca juga: Lonjakan Jumlah Pasien, Kemenkes akan Ubah IGD Jadi Ruang Perawatan