TEMPO.CO, Jakarta – Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat menyoroti jaksa yang ikut bermain dalam proyek pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Anggota Komisi Hukum dari Fraksi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, mengatakan kebanyakan jaksa ini bermain dalam proyek infrastruktur yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo.
“Saya dapat laporan dari daerah, ada jaksa titip proyek. Kalau tidak diberikan, pejabat daerah ditersangkakan,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Kejaksaan Agung, Senin, 14 Juni 2021.
Menurut legislator asal Nusa Tenggara Timur ini, laporan itu bukan hanya datang dari satu daerah, melainkan dari berbagai wilayah. Bancakan proyek tersebut, kata dia, lebih banyak terjadi di daerah yang mendapatkan alokasi dana APBN untuk proyek infrastruktur.
Benny mengatakan, pola para jaksa tersebut adalah meminta jatah sekian persen dari nilai proyek yang akan dikerjakan. “Ini harus ditertibkan,” ujarnya.
Seorang kepala daerah di Jawa Tengah beberapa waktu lalu bercerita kepada Tempo. Menurut dia, biasanya jaksa yang meminta bagian proyek ini setingkat kepala Kejaksaan Negeri. Polanya, kata kepala daerah ini, jaksa itu meminta kontraktor rekanannya untuk mendapatkan sejumlah pengerjaan. “Kalau tidak, meminta fee dengan istilah pengamanan,” katanya.
Menurut sumber Tempo ini, ikut bermainnya para jaksa ini berawal dari pembentukan Tim Pengawalan, Pengamanan, Pemerintahan, dan Pembangunan Pusat dan Daerah. Tim itu dibentuk oleh Jaksa Agung, HM Prasetyo. Belakangan, setelah Prasetyo lengser, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin membubarkan tim tersebut.
Sementara itu, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengatakan sudah mencopot dua Kepala Kejaksaan Tinggi dan tujuh Kepala Kejaksaan Negeri dari jabatannya karena ketahuan ikut bermain proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di daerah. “Ada satu lagi Kajati yang akan kami tindak,” ujar ST Burhanuddin dalam rapat kerja bersama Komisi Hukum Dewan Perawakilan Rakyat di Jakarta, Senin, 14 Juni 2021.
Baca juga: Jaksa Agung Sebut Sudah Copot Jaksa yang Main Proyek