TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tahun jelang Pilpres 2024, bursa pencalonan capres telah mulai memanas. Sejumlah nama-nama yang santer dibicarakan hingga nama alternatif sudah mulai berdandan agar semakin dilirik oleh para pemilih.
Media sosial menjadi salah satu alat utama mendongkrak popularitas. Namun tak semua dinilai berhasil memaksimalkan platform ini.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, menilai hanya empat nama yang sukses memanfaatkan media sosial. Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
"Itu empat nama yang secara serius melihat bahwa medsos ini punya efek politik yang besar. Mereka saya kira mereka serius menggarap medsos ini dan dugaan saya punya tim profesional untuk kelola medsos," ujar Arya.
Arya melihat hal pertama yang jadi pertimbangan adalah peningkatan pengikut atau subscriber mereka di masing-masing platform. Tercatat hingga Senin, 7 Juni 2021 Ganjar Pranowo memiliki 3,4 juta pengikut di Instagram pribadinya. Sementara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno masing-masing memiliki 5 juta dan 7,7 pengikut. Adapun Ridwan Kamil unggul jauh dengan 13,8 juta pengikut.
Jumlah pengikut Ridwan Kamil ini memang yang tertinggi di antara para pejabat pemerintahan. Akun Instagram yang memiliki jumlah pengikut lebih tinggi dari Ridwan adalah Presiden Joko Widodo dengan 39,7 juta pengikut.
Meski begitu, jumlah pengikut ini tidak menjamin angka elektabilitas mereka di bursa pencalonan presiden. Dari hasil survei Parameter Politik Indonesia yang dirilis pada Sabtu, 5 Juni 2021, nama Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi di antara keempatnya dengan perolehan 16,5 persen pada Mei 2021. Angka ini naik dari Februari lalu yang hanya 13,9 persen.
Adapun di bawahnya mengikuti Anies Baswedan yang memperoleh 15,1 persen, juga naik dari 14,6 persen di Februari. Adapun Ridwan Kamil tercatat justru menurun dari 6,3 persen di Februari, menjadi 6,0 pada Mei 2021. Sedangkan Sandiaga Uno terlihat juga mengalami kenaikan sebesar 1,3 persen dari 4,1 persen menjadi 5,4 persen.
Arya Fernandes menyebut keempat calon ini memiliki kemampuan untuk membaca isu secara tepat. Keempatnya juga menggunakan lebih dari satu platform media sosial.
"Sehingga ketika twit satu persoalan atau satu aktivitas langsung viral. Saya kira mereka melakukan riset yang baik di sosmed," kata Arya.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan penggunaan platform medsos sebagai pendongkrak popularitas merupakan cara yang efektif digunakan saat ini. Ia menyebut fakta bahwa 73 persen pemilih di Indonesia telah menggunakan internet, membuat jangkauan para calon menjadi lebih luas.
"Mereka yang kemudian pakai medsos dengan baik memang punya kans untuk diketahui publik secara luas, punya peluang untuk publik tahu apa yang mereka kerjakan. Apakah sebagai kepala daerah, DPR, atau menteri," kata Adjie.
Terlebih keempat calon ini merupakan pejabat negara yang jelas memiliki aktivitas publik. Dari unggahan mereka, memang aktivitas kedinasan menjadi sajian utama mereka di samping sejumlah aktivitas pribadi dan politik mereka.