TEMPO.CO, Jakarta - Achmad Soebardjo merupakan pria keturunan Aceh dan Jawa. Lahir dari pasanganTeuku Muhammad Yusuf dan Wardinah. Sebelum nama Achmad Soebardjo melekat pada dirinya, nama yang diberikan ayahnya ialah Teuku Abdul Manaf, sedang ibunya memberi nama Achmad Soebardjo. Lalu nama Djojoadisoerjo ditambahkannya sendiri saat dewasa.
Achmad Soebardjo sangat peduli pendidikan. Itu bisa dilihat dari kemampuannya bisa bersekolah di Hogere Burger School, Jakarta pada 1917. Lalu melanjutkan kuliah di Universitas Leiden, Belanda dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten atau saat ini setara dengan Sarjana Hukum di bidang undang-undang pada 1933.
Pada saat menjadi mahasiswa, ia tergolong aktif dalam kegiatan perjuangan Indonesia lewat organisasi, mulai dari Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Bersama Mohammad Hatta, ia dan para ahli gerakan Indonesia menjadi wakil Indonesia pada Februari 1927 untuk hadir pada persidangan antarbangsa dalam Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah yang pertama di Brussels dan kemudian di Jerman. Setelah kepulangannya ke Indonesia, ia bergabung dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Selain itu, Achmad Soebardjo adalah orang yang berperan penting dalam ketegangan-ketegangan yang terjadi sebelum proklamasi benar-benar dilakukan di Jakarta. Ialah yang menengahi gesekan antara golongan muda dan tua saat Jepang menyerah tanpa syarat dan menyerahkan Indonesia dalam status quo.
Baca: Mengenal Istri Dari Penyusun Konsep Naskah Proklamasi
Golongan muda ingin segera memproklamirkan kemerdekaan karena melihat kesempatan emas, sedang golongan tua ingin menunggu kepastian agar tidak terjadi hal yang fatal. Dirinyalah yang memberi saran agar menjemput lebih dulu Bung Karno dan Bung Hatta dengan menjadikan nyawanya sebagai jaminan kepada golongan yang mendesak jika proklamasi gagal dilaksanakan pada 17 Agustus 1945.
Achmad Soebardjo juga merupakan orang yang ikut dalam pembuatan konsep naskah proklamasi bersama Bung Karno dan Bung Hatta di rumah Laksamana Muda Kaeda. Sebelum akhirnya kemerdekaan Indonesia benar-benar diproklamirkan oleh Bung Karno didampingi Bung Hatta di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.
Achmad Soebardjo meninggal dunia pada 15 Desember 1978 di usia 82 tahun, akibat sakit komplikasi, di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ia dimakamkan di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Kemudian pemerintah mengangkat dirinya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009. Jika sekarang Achmad Soebardjo masih hidup, tepat di hari ini 23 Maret 2021 ia menginjak usia 125 tahun.
TEGUH ARIF ROMADHON