TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak empat sekolah di Salatiga Jawa Tengah menyatakan siap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Empat sekolah yang mulai melakukan persiapan pembelajaran tatap muka antaranya SMAN 2 Salatiga, SMKN 1 Salatiga, SMPN 6 Salatiga dan SDN Dukuh 01 Salatiga.
Kepala SMKN 1 Salatiga Sriyanto mengatakan bahwa sekolahnya telah merampungkan persiapan menghadapi pembelajaran tatap muka. Mulai dari sarana dan prasarana, hand sanitizer, sterilisasi alat dan ruang praktik, hingga mengatur jarak dan tempat duduk para siswa.
“Menyiapkan Satgas Covid-19 tingkat sekolah. Jadi, ada satgas yang memantau bagaimana anak, bagaimana guru, kepatuhannya terhadap protokol kesehatannya,” kata Sriyanto seperti dikutip Tempo dari di portal resmi Povinsi Jateng, Kamis 18 Maret 2021.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga memastikan kesiapan orang tua siswa dan siswa. Siswa diminta untuk tidak sembarangan mampir dan tidak menggunakan alat transportasi umum saat berangkat atau pulang sekolah. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bagi sekolah untuk bekerja sama dengan Dinas Perhubungan setempat dalam menyiapkan kendaraan bagi siswa ke sekolah.
Pihak sekolah pun menyiapkan kurikulum terpadu, yang merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan daring. Untuk itu, pembelajaran tatap muka nantinya akan diupayakan seefektif mungkin. Misalnya, sekolah tatap muka tidak dilakukan penuh dari pukul 07.00-15.00 WIB.
“Bisa mengurangi kerumunan dalam waktu relatif panjang,” lanjut Sriyanto.
Hingga kini, dikatakan oleh Sriyanto bahwa pihak sekolah masih menunggu regulasi terkait pembatasan siswa selama pembelajaran tatap muka berlangsung nantinya. Namun ia berharap, jumlah siswa hanya 50 persen dari kapasitas kelas dan dilakukan secara bergantian.
Serupa dengan Sriyanto, Muhammad Sahli Kepala SMA N 2 Salatiga mengatakan, pihak sekolahnya juga menyiapkan Satgas Covid-19, protokol kesehatan, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
“Prosedur, petugas, juga kita siapkan dengan sangat ketat, agar nanti pelaksanaan tatap muka berjalan sebagaimana yang direncanakan,” kata Sahli di sekolahnya.
Untuk pelaksanaan nantinya, Sahli telah merencanakan adanya pembatasan jumlah siswa di setiap kelas dengan model sif. “Dengan 50 persen kapasitas kelas. Begitu kita akan sif setiap hari, dengan dua kali sif. Pembagian sif perhari tiga sampai empat jam. Sehingga diperkirakan sif pertama pukul 07.00-11.00 WIB, dan sif dua mulai pukul 12.00-15.00 WIB,” tuturnya.
Sahli melanjutkan, rencana pembelajaran tatap muka ini, kata Sahli telah disetujui sekitar 76 persen wali murid. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan pendataan lagi kepada orang tua siswa terkait persetujuannya.
Pada hari yang sama, Rabu 17 Maret 2021, Ganjar Pranowo Gubernur Jateng memeriksa persiapan sekolah yang menyatakan siap untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Ganjar berkeliling bersama Yulianto Wali Kota Salatiga melihat pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka dan memastikan semua sarana prasarana terpenuhi.
Di SMAN 2 Salatiga dan SMKN 1 Salatiga, belum ada simulasi pembelajaran tatap muka yang melibatkan siswa. Sejauh ini, pihak sekolah baru menggelar rapat dengan wali murid dan komite sekolah menyangkut persiapannya. Sementara itu, SMPN 6 Salatiga dan SDN Dukuh 01 Salatiga telah mulai melakukan simulasi belajar mengajar bersama siswa.
Siswa di dua sekolah tersebut sudah mulai belajar dengan menerapkan protocol Kesehatan yang ketat. Jumlah siswa pun dibatasi dengan maksimal sebanyak 50 persen. Begitu pula dengan jam belajar yang dibatasi hanya 90 menit.
“Saya ingin memastikan semua siap melaksanakan itu. Tadi di SMA belum mulai, karena baru mulai rapat. Di SMP dan SD sudah berjalan dan saya lihat bagus, mereka berangkat diantar orang tua, ada yang jalan kaki, jumlah maksimal perkelas hanya 50 persen dan jam pembelajaran hanya 90 menit. Jadi, mudah-mudahan bisa berjalan dan siswa lebih mudah menerima pelajaran,” jelas Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar Pranowo meminta semua sekolah untuk memastikan dengan benar seluruh sarana prasarana protokol kesehatan bisa berjalan untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Ganjar mengatakan harus ada tim asesor yang memantau jalannya keseluruhan protokol kesehatan di semua sekolah tersebut.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: Mendikbud Nadiem Paparkan Sisi Negatif Tak Ada Pembelajaran Tatap Muka