TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Utama Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia, Kusnandi Rusmil, mengatakan vaksin buatan perusahaan asal Cina tersebut dapat digunakan untuk menghadapi varian baru Covid-19, yakni Sars-Cov-2 B117. Ia menyebut, untuk saat ini, Sinovac masih aman dan efektif digunakan sebagai vaksin utama yang diberikan pada masyarakat Indonesia.
"Dalam 1-2 tahun vaksin ini masih bisa mengatasi virus ini," kata Kusnandi saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 Maret 2021.
Kusnandi bagaimanapun mengingatkan bahwa secara sifat, virus akan selalu bermutasi. Hal ini dilakukan virus untuk mempertahankan kehidupannya dari pengaruh lingkungan alias beradaptasi. Meski vaksin Sinovac yang saat ini digunakan masih terhitung efektif, Kusnandi mengatakan pada satu titik, vaksin juga akan diganti.
"Seperti virus influenza setiap tahun diganti strainnya," kata Kusnandi yang merupakan peneliti di Universitas Padjajaran tersebut.
Baca: Satgas Sebut Lazim Kemunculan Varian Baru Covid-19
Meski begitu, ia mengatakan yang penting dan bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah memaksimalkan vaksinasi seluruh masyarakat Indonesia dengan vaksin yang ada. Saat ini, Indonesia paling banyak telah menerima vaksin Sinovac. Vaksin AstraZeneca diketahui baru datang kemarin ke Indonesia.
"Yang penting kita lakukan saat ini adalah harus divaksin pakai vaksin Covid apapun yang ada secepat mungkin. Sehingga mencapai kekebalan komunitas (60-70 persen), dan protokol kesehatan dilaksanakan dengan ketat," kata Kusnandi.
Sebelumnya, dua kasus varian baru Covid-19 B117 diketahui telah ada di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono beberapa hari lalu. Meski begitu, masyarakat diminta tak panik dan tetap waspada serta menjaga kedisiplinan protokol kesehatan.