TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin berpendapat jika sampai kongres luar biasa Demokrat digelar akan menjadi ujian keberpihakan sikap pemerintah. Ia meminta pemerintah tak melakukan pengesahan seumpama KLB tersebut melibatkan pemilik suara bodong.
"Kalau pemilik suara abal-abal, pemilik suara bodong, lalu tahu-tahu disahkan Kemenkumham, kan lucu bernegara ini," ujar dia.
Ujang menyinggung bahwa kiprah pemerintah dalam kisruh internal partai politik pernah terjadi sebelumnya, yakni di Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, hingga Partai Berkarya.
Belum lama ini, Kementerian Hukum dan HAM mengesahkan hasil musyawarah luar biasa Partai Berkarya kubu Muchdi Purwoprandjono yang menggeser Tommy Soeharto dari kursi ketua umum. Belakangan, Pengadilan Tata Usaha Negara mengabulkan gugatan kubu Tommy Soeharto melawan Kemenkumham.
Ujang mengatakan hal semacam ini tak boleh lagi terjadi dalam negara demokrasi. "Negara tak boleh mengintervensi persoalan partai politik, ketika berada di luar pemerintahan ingin ditaklukkan dan penaklukkannya secara, mohon maaf, dalam tanda kutip kasar," ujar Ujang.
Sejumlah kader senior Demokrat sebelumnya menyatakan bakal menggelar kongres luar biasa pada awal Maret ini. Mantan Ketua Komisi Pengawas Demokrat, Darmizal, mengklaim sudah mengantongi dukungan dari mayoritas pemilik hak suara dan hak bicara untuk menggelar KLB. Ia meyakini 96 persen dari pemilik hak ini akan bergabung menjadi peserta di KLB.
Baca juga: Adu Siasat Demokrat Melawan Aktor Pendorong Kongres Luar Biasa
Lebih lanjut, Ujang menilai kongres luar biasa Partai Demokrat sulit terjadi. Ujang beralasan para kader yang saat ini mendorong terjadinya KLB sudah diberhentikan oleh partai.
"Kelihatannya saat ini sulit terjadi," kata Ujang kepada Tempo, Senin, 1 Maret 2021. Menurut Ujang, kelompok yang menginginkan kudeta itu harus mendapatkan surat dukungan secara tertulis dengan stempel dan kop surat dari DPC dan DPD selaku pemilik suara.
Ujang menyatakan hal ini sukar dipenuhi jika kader solid dengan kepemimpinan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia menilai kecil kemungkinan terjadi pemalsuan dukungan para pemilik suara oleh para aktor KLB. Namun, Ujang mengatakan, Demokrat harus mewaspadai kemungkinan adanya tekanan kekuasaan terhadap kader mereka.
"KLB bisa terjadi kalau ada tekanan-tekanan kekuasaan misalnya DPC DPD diancam secara hukum, dipenjarakan," ujar Ujang. Meski begitu, Ujang mengaku tak tahu apakah hal ini terjadi, sebab kini para motor kongres luar biasa Demokrat bergerak secara sembunyi-sembunyi.
BUDIARTI UTAMI PUTRI