TEMPO.CO, Jakarta - Calon Kapolri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan akan memperbaiki budaya Kepolisian agar tak ada lagi potensi penyalahgunaan wewenang. Hal ini disampaikan Sigit saat ditanya terkait kasus Djoko Tjandra yang menyeret anak buahnya di Badan Reserse Kriminal Polri.
"Tentunya kami akan memperbaiki budaya Polri, agar interaksi-interaksi itu bisa kami hindari, itu tidak lepas agar kita bisa menghindari potensi penyalahgunaan wewenang," kata Sigit saat fit and proper test di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 20 Januari 2021.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar, Supriansa, sebelumnya menanyakan kasus Djoko Tjandra yang menyeret anak buah Sigit di Bareskrim. Saat ini, dua jenderal polisi bawahan Sigit telah menjadi tersangka. Yaitu Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte dan Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo.
Supriansa memuji Sigit atas prestasinya menangkap Djoko Tjandra yang sudah lama buron. Namun menurut dia, keberhasilan itu tak sempurna karena adanya oknum Polri yang diduga membantu Djoko Tjandra keluar masuk Indonesia.
Baca: Fadli Zon: Saya Percaya Kapolri Baru Listyo Sigit Bawa Polri Lebih Profesional
"Yang kami khawatirkan adalah peristiwa ini tentu ada kolusi, mudah-mudahan tidak menjadi korupsi di ujungnya. Kami ingin menanyakan bagaimana penjelasan Saudara calon Kapolri terkait hal ini? Apa langkah-langkah Saudara dalam rangka meminimalkan terjadinya tindakan korupsi?" tanya Supriansa.
Sigit mengatakan akan menanamkan budaya Polri yang profesional kepada setiap anggotanya agar mereka tidak terjerumus pada potensi penyalahgunaan wewenang. Salah satunya, Sigit mengatakan akan memperkuat mekanisme pengawasan di internal Kepolisian.
"Sistem pengawasan kuat yang tadi saya sampaikan itu bagian dari upaya menyelamatkan anggota supaya tidak terperosok atau tidak jatuh," ujar dia.
Terkait penanganan korupsi, Listyo Sigit mengatakan Kepolisian akan menjalankan proses hukum. Ia mengklaim penegakan hukum akan dilakukan secara tuntas jika memang ada jajarannya yang terbukti terlibat dalam perbuatan rasuah seperti kasus Djoko Tjandra. "Karena itu bagian dari komitmen untuk menjaga marwah Polri, itu sikap kami," kata Sigit.
BUDIARTI UTAMI PUTRI