"Pernyataan gubernur seratus persen salah, beliau harus mencabutnya," kata salah seorang anggota Sedulur Sikep, Gunretno, Rabu (22/10), saat dihubungi Tempo.
Permintaan Gunretno ini merupakan respon atas pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, Selasa (21/10) kemarin. Ketika itu, Bibit mengatakan proses pembangunan pabrik yang membutuhkan lahan sekitar 1400 hektar tersebut akan jalan terus. Bibit juga menyatakan bahwa semua warga kelompok Sedulur Sikep sudah menerima pabrik tersebut.
Menurut Gunretno, pernyataan Bibit tersebut terlalu dini. Sebab, hingga kini warga Samin, sebutan bagi kelompok Sedulur Sikep, di Sukolilo masih bersikukuh menolak pembangunan pabrik yang terletak di kawasan Gunung Kendeng itu.
Gunretno meminta agar Bibit datang sendiri ke Sukolilo. "Silahkan datang sendiri, jangan hanya percaya jare-jarene (kabar)," kata Gunretno yang pernah disomasi PT Semen Gresik ini. Dan untuk mengecek apakah warga samin sudah menerima pembangunan pabrik atau tidak, sangatlah mudah.
"Dulur-dulur dikumpulno, takoni siji-siji (warga dikumpulkan, silahkan ditanya satu per satu)," kata Gunretno dengan bahasa setempat.
Gunretno menjamin bahwa seluruh warga samin akan menolak pembangunan pabrik yang nilai investasinya mencapai Rp 3 trilyun tersebut.
Bibit juga diminta datang sendiri ke rumah Mbah Tarno, salah satu sesepuh warga Samin di Sukolilo. Saat akan mencalonkan diri sebagai gubernur, kata Gunretno, Bibit juga datang ke rumah Mbah Tarno untuk mencari dukungan. Dan menurut Gunretno, Mbah Tarno sudah berpesan pada Bibit agar jangan sampai ada pembangunan pabrik semen di Jawa Tengah. Alasannya, pembangunan pabrik semen ditengarai merusak lingkungan. Selain itu, selama ini warga samin hanya bisa bertani.
"Kalau ada pabrik semen, kami pasti tidak akan bisa bertanam," ujar Gunretno.
Rofiuddin