TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya menggelar debat perdana Pilkada Surabaya 2020 digelar malam ini, Rabu, 4 November 2020. Debat pertama yang digelar di Hotel JW Marriot Surabaya ini mengusung tema 'Menjawab Permasalahan dan Tantangan Kota Surabaya di Era Pandemi Covid-19'.
Kedua pasangan calon, Eri Cahyadi-Armuji dan Machfud Arifin-Mujiaman kompak mengenakan kemeja berwarna putih. Mereka tak mengenakan masker, tetapi memakai faceshield.
Sejak sesi pertama, sawala ini diwarnai pujian dan kritikan untuk kinerja pemerintah Kota Surabaya saat ini di bawah kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Saat memaparkan visi misinya, Eri mengucapkan terima kasih untuk Risma.
"Secara khusus kami berterima kasih kepada Ibu Risma yang membuat Kota Surabaya berjaya menjadi kota yang diakui dunia, dengan kualitas birokrasi terbaik, di mana rakyat bisa menempuh pendidikan dan kesehatan gratis," kata Eri dalam tayangan Youtube KPU Kota Surabaya, Rabu malam, 4 November 2020.
Eri mengatakan, ia dan Armuji akan meneruskan keberhasilan-keberhasilan yang sudah dicapai Risma jika mereka terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota Surabaya. Ia juga berjanji akan mentransformasikan Surabaya menjadi kota yang lebih baik lagi.
Eri mengklaim bakal membawa Surabaya menjadi kota dunia yang unggul, manusiawi, dan berkelanjutan. Ia berjanji akan bekerja keras agar tak ada rakyat Surabaya yang telantar karena tak bisa berobat, anak putus sekolah, atau rakyat tak bisa makan karena kehilangan kerja.
Eri mengatakan akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan menciptakan iklim investasi dan partisipasi masyarakat di Surabaya.
"Sepuluh triliun menjadi anggaran rakyat, setiap rupiah harus untuk kepentingan rakyat," ujar politikus PDI Perjuangan ini.
Di sisi lain, Machfud Arifin melontarkan kritikan untuk pemerintah Kota Surabaya. Mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur ini mengakui jantung kota Surabaya memang dirasakan keindahan tamannya. Namun, kata dia, di Surabaya masih ditemukan disparitas layanan pendidikan dan kesehatan, serta masih banyak rumah tak layak huni.
"Lebih dari sepuluh ribu KK tidak punya jamban, masih banyak pasar tradisional kondisinya memprihatinkan. Pasar Turi lebih dari sepuluh tahun menjadi pasar turu (tidur)," kata Machfud.
Machfud mengatakan penanganan pandemi Covid-19 di Kota Surabaya juga belum terintegrasi. Ia menyinggung angka kematian Covid-19 di Surabaya mencapai lebih dari 1.000 jiwa, dan penataan tata ruang yang tumpang tindih termasuk melalui surat hijau.
Machfud berjanji bahwa dia dan Mujiaman akan mewujudkan Surabaya yang maju, nyaman, dan berkeadilan. Ia mengklaim bakal mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan, ketimpangan menjadi keadilan, dan kesenjangan menjadi pemerataan.
Machfud mengatakan ia akan menerapkan percepatan penanganan Covid-19 terintegrasi di bidang kesehatan dan pemulihan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dengan stimulus Rp 150 juta per RT, bantuan langsung tunai Rp 1 juta per KK, 100 ribu penyediaan lapangan kerja.
Kemudian Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Maju, serta merevitalisasi dan menghidupkan kembali Pasar Turi.