Penerima beasiswa Chevening lainnya, Selma Elvita Rani, juga beradaptasi dengan sistem pembelajaran virtual, dengan mematuhi IT requirements dari program studi keuangan di Universitas Cambridge. "Karena pada tahun ajaran ini, sebagian proses belajar mengajar akan dilakukan secara virtual dengan mengandalkan IT," kata Selma.
Untuk jadwal kuliah, Selma mengaku tidak ada perubahan signifikan akibat pandemi. Perkuliahan berlangsung sekitar 3-5 jam sehari untuk 2-3 mata kuliah dari Senin-Jumat. Sebelum kuliah, mahasiswa perlu persiapan dan belajar mandiri sekitar 1,5 jam per mata kuliah, serta sesi pengembangan diri dan karir yang bersifat opsional sekitar 1-3 jam.
Selain virtual, Selma juga mendapatkan perkuliahan tatap muka. Untuk sesi ini, ruangan hanya boleh terisi hingga 50 persen kapasitas kursi agar bisa menjaga jarak fisik. Sehingga, kelas akan dibagi menjadi dua grup untuk mengikuti kuliah di dua ruangan berbeda.
"Kira-kira 50 persen tatap muka, 50 persen daring. Komposisi ini dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan perkembangan kondisi terkait pandemi Covid-19," ujarnya.
Untuk memastikan mahasiswa tetap aman dan sehat, kata Selma, Universitas Cambridge mengadakan tes swab gratis setiap pekan untuk mereka yang tinggal di asrama kampus dengan metode sampling.
Tak berbeda jauh dengan Selma, Donny Suryaman juga menjalani sistem pembelajaran campuran selama kuliah di Universitas De Montfort, Leicester. Mahasiswa S2 jurusan forensic accounting ini mengatakan, ada beberapa mata kuliah yang menggelar tatap muka. "Tapi tidak setiap minggu," kata dia.
Sejak September, perkuliahan lebih sering dilakukan secara daring. Bahkan, menurut Donny, ada dua mata kuliah yang sudah dipastikan menggelar ujian online.
Meski mengikuti kelas virtual, Donny mengaku tak menghadapi kendala. Sebab, materi kuliah sudah tersaji dalam sebuah platform yang bisa diunduh dan dipelajari kapan saja. Mahasiswa juga bisa meminjam buku secara online di situs perpusatakaan kampus. "Jika stoknya habis, kita bisa unduh buku secara online," katanya.
Beberapa hari sekali, pihak kampus akan mengirim surat elektronik (email) ke mahasiswa untuk mengingatkan prosedur kesehatan selama berkunjung ke area kampus dan kelas tatap muka. Jika ada gejala Covid-19, mahasiswa harus melapor ke kampus dengan mengisi formulir agar mendapat pertolongan.