TEMPO Interaktif, Jakarta: Menjelang kepulangan Pemimpin Tertinggi Gerakan Aceh Merdeka, Tgk Muhammad Hasan Tiro pada 11 Oktober, Komite Peralihan Aceh membentuk satuan tugas pengamanan. "Anggotanya para mantan kombatan GAM," ujar juru bicara Komite, Ibrahim Syamsuddin, kepada Tempo di Banda Aceh, Minggu (28/09).
Menurut Ibrahim, para kombatan itu cukup berpengalaman. Sebagian pernah mengikuti pendidikan militer di Libya dan sebagian lagi yang pendidikan militer regional. Mereka yang dipersiapkan sebagai satuan pengamanan sekitar 50 – 100 orang. ”Mereka ini berjaga di ring satu,” katanya.
Ibrahim memastikan, Hasan Tiro akan menginjakan kakinya kembali di Aceh melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Rangkaian acara bos GAM itu, kata Ibrahim, setelah tiba langsung salat sunat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. ”Kami perkirakan jam sepuluh pagi beliau mendarat di Blang Bintang," katanya.
Ia berharap jadwal kepulangan Wali Nanggroe tidak bergeser dan dapat berjalan lancar. Komite, menurut Ibrahim, juga sudah koordinasi dengan Kepolisian Aceh.
Sebelumnya Kepala Polda Aceh, Inspektur Jenderal Rimawan, mengatakan tidak ada pengamanan khusus terhadap kedatangan Hasan Tiro di Aceh. Bahkan, tokoh sparatis yang oleh rezim Orde Baru dikejar-kejar, tidak mendapat pengawalan khusus dari polisi.
Status Hasan Tiro dianggap sebagai tamu sekaligus warga negara asing. “Hasan Tiro bukan tamu negara, tidak ada perlakukan istimewa,” kata , Irjen Rimawan.
Adi Warsidi