TEMPO.CO, Banda Aceh - Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog berkunjung ke Aceh, Rabu, 8 April 2015. Skoog ingin mempelajari Aceh pascatsunami dan posisi perempuan dalam penerapan syariat Islam.
Skoog bertemu dengan Gubernur Aceh dan pejabat lainnya sebelum bertemu jajaran pejabat di Pemerintah Kota Banda Aceh. “Kedatangan kami kemari untuk belajar lebih jauh mengenai Kota Banda Aceh terutama pascabencana gempa bumi dan tsunami 2004,” kata Skoog dalam pertemuan bersama Sekda Kota Banda Aceh Ir Bahagia dan jajarannya.
Skoog terkesan dengan masyarakat Aceh yang mampu melalui tragedi tersebut. Kota Banda Aceh dinilainya sudah berkembang dan melangkah maju, walau masih ada sejumlah kendala maupun tantangan ke depan.
Salah satu tantangannya adalah soal transportasi publik. Karena itu, Skoog mengundang emerintah Banda Aceh menghadiri seminar pengelolaan lalu lintas yang digelar emerintah Swedia di Jakarta pada Mei mendatang.
Skoog juga menanyakan bagaimana dampak penerapan syariat Islam di Kota Banda Aceh khususnya terhadap aktivitas kaum perempuan. “Apakah mengurangi atau mempersempit ruang gerak mereka?” ujar Skoog.
Baca Juga:
Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh Mairul Hazami, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan syariat Islam akan membawa masyarakat ke suasana kehidupan yang rukun, taat hukum, dan aturan agama. “Syariat Islam bukanlah penghambat dalam pembangunan. Itu yang ingin kami tunjukkan kepada dunia,” kata Mairul.
Terkait dengan aktivitas kaum perempuan, Mairul mengatakan justru penerapan syariat Islam secara kafah akan meningkatkan kehormatan kaum perempuan.
Sekda Kota Banda Aceh Bahagia menambahkan, pihaknya mempunyai wadah-wadah khusus untuk menampung aspirasi kaum perempuan. Misalnya Women Development Centre (WDC) dan progam Balee Inong (Rumah Perempuan) pada tiap permukiman di Banda Aceh.
ADI WARSIDI