TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) periode 2020-2025, Bachtiar Murtala, mengaku diminta oleh Kementerian Kesehatan untuk mengikuti proses seleksi anggota KKI. Bachtiar merupakan promotor disertasi doktoral Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tentang metode 'cuci otak' untuk pengobatan stroke di Universitas Hasanuddin, Makassar.
"(Diminta) dari Kemenkes. Dari staf yang menghubungi saya dari Kementerian untuk memasukkan kelengkapan yang dibutuhkan," kata Bachtiar kepada Tempo, Jumat, 21 Agustus 2020. Bachtiar tak membantah saat ditanya apakah yang menghubunginya adalah staf Terawan. "Saya kira begitu," kata dia.
Disertasi Terawan tentang metode 'cuci otak', yang juga dia praktikkan, sempat menuai kontroversi. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menjatuhkan sanksi etik kepada Terawan.
MKEK menilai ada empat prinsip dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia yang dilanggar Terawan. Pelanggaran itu ialah mengiklankan diri secara berlebihan, tak memenuhi panggilan Majelis sebanyak delapan kali, menarik bayaran dari tindakan yang belum terbukti secara medis, dan menjanjikan kesembuhan bagi pasien Intra Arterial Heparin Flushing (IAHF).
Dikutip dari Majalah Tempo edisi 30 November 2019, Bachtiar mengakui riset Terawan tak sepenuhnya sempurna. "Jika Anda tak setuju, silakan bikin penelitian lanjutan," kata Bachtiar ketika itu.
Kini, Bachtiar menjadi salah satu anggota KKI untuk periode 2020-2025. Konsil Kedokteran Indonesia memiliki tugas dan kewenangan mengurus registrasi dokter serta merumuskan kurikulum untuk pendidikan kedokteran.
Pengangkatan anggota KKI ini pun menuai polemik. Tujuh organisasi dan asosiasi profesi kesehatan menyatakan nama-nama anggota KKI terpilih bukanlah yang sebelumnya mereka usulkan.
Merujuk Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004, anggota KKI diusulkan oleh Menteri kepada Presiden. Menteri dalam mengusulkan pun harus berdasarkan usulan dari organisasi/asosiasi profesi yang menjadi unsur KKI.
Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Sri Hananto Seno, bahkan menyebut penunjukan anggota KKI didasarkan faktor kedekatan. "Rekrutmen tidak prosedural, main tunjuk kroni-kroninya yang mendukung," kata Seno kepada Tempo, Kamis, 20 Agustus 2020.
Pihak Kementerian Kesehatan belum menanggapi tudingan ini. Namun Bachtiar Murtala enggan berkomentar. Bachtiar mengatakan setelah terpilih ia dan anggota KKI lainnya kini berfokus menjalankan tugas mereka.
"Itu di luar ranah kami untuk menanggapi karena memang bukan tanggung jawab kami. Kami fokus melaksanakan kewajiban sesuai UU," kata Bachtiar.
Menurut Bachtiar, menjadi anggota KKI adalah bentuk pengabdiannya. Ia mengatakan kini tengah berproses untuk melepas jabatan dan statusnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) sebagaimana yang diatur undang-undang.
Hanya saja, Bachtiar menduga Kementerian Kesehatan menunjuk orang-orang yang dapat bekerja sama. Anggota KKI, kata dia, harus bisa bersinergi setidaknya dengan dua kementerian, yakni Kemenkes dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"KKI ini lembaga independen tetapi yang harus bisa solid dan harus bisa bekerja sama dengan baik paling tidak dengan dua kementerian itu," kata Bachtiar. "Saya kira Kementerian ini paling tidak sudah memikirkan bagaimana supaya urusan ini tentunya bisa jalan mulus."
BUDIARTI UTAMI PUTRI