TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana mengundang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membahas Program Organisasi Penggerak (POP) yang saat ini menjadi polemik.
"Terkait yang sekarang lagi ramai POP itu, kami akan rencana mengundang Pak Menteri ke mari bersama Irjen dan Dirjen. Jadi nanti mungkin itu bisa salah satu agenda yang kami sampaikan," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar dalam webinar Menjaga Integritas Dalam Implementasi Kebijakan PPDB yang disiarkan akun Youtube KPK, Rabu, 29 Juli 2020.
Lebih lanjut, Lili menyatakan KPK akan menelaah soal program tersebut. Sementara dalam kesempatan sama, Nadiem menyatakan, Kemendikbud memutuskan untuk mengevaluasi program tersebut selama tiga sampai empat minggu.
Kemendikbud juga akan mengundang pihak-pihak eksternal untuk memberikan penilaian soal Program Organisasi Penggerak. "Tolong berikan penilaian melalui sistem seleksi kami," ujar Nadiem.
Evaluasi itu, lanjut dia, juga untuk memastikan apakah program tersebut sudah tepat dan efektif di tengah wabah Covid-19 saat ini. "Kami ingin memastikan apakah dengan Covid ini timing dan timeline-nya sudah tepat dan efektivitas programnya masih bisa berjalan dan setiap organisasi kami akan lakukan triple check lagi mengenai kelayakan, kredibilitas mereka," tuturnya.
Ia menegaskan Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation tidak akan menerima hibah dari pemerintah sepeser pun. "Namun mereka masih bergabung dalam program agar kita bisa belajar dari pengalaman mereka dan semuanya diukur dalam sistem monitoring kita," ujar Nadiem.
Pendiri perusahaan aplikasi GoJek ini juga mengharapkan agar Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dapat kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak. "Harapan besar saya yang luar bisa bahwa dengan perubahan ini dan penyempurnaan-penyempurnaan apapun di masa depan bahwa NU, Muhammadiyah, dan PGRI bisa kembali membimbing kami kembali melibatkan diri dalam proses ini dan terus menyempurnakan program kami," kata Nadiem Makarim.