Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daging Sapi Gelonggongan Disita

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif ,  Kediri: Upaya pemerintah dan aparat keamanan Kota Kediri menjauhkan masyarakat dari daging sapi gelonggongan nyaris bobol, Kamis (11/9) pukul 01.00 wib, dinihari. Tiga orang yang mengangkut daging haram dari tiga ekor sapi potong itu hendak memasok ke Pasar Setono Betek Kota kediri dengan menaikkannya ke dalam bak mobil terbuka bernomor polisi AG 7568 NP.

Polisi juga menangkap Kepala Rumah Pemotongan Hewan Kabupaten Tulungagung yang disinyalir mengetahu sapi yang akan dipotong merupakan sapi gelonggongan. Sapi-sapi itu dipotong di pemotongan Tulungagung.

"Kami langsung menangkap empat orang itu dan menyita daging gelonggongan beserta mobil pengangkutnya," kata Kepala Kepolisian Resort Kota kediri, Ajun Komisaris Besar Polisi Dedy Prasetiyo, Kamis (11/9).

Keempat orang yang diamankan polisi adalah, Tarmuji, 49, warga Pucangan, Kecamatan Kauman, Tulungagung yang juga Kepala Rumah Pemotongan Hewan Tulungagung. M Arifin, 32, warga Bandarlor, Kota Kediri yang bertindak sebagai pengemudi. Siswoyo, 26, warga Jalan Mayjen Sungkono Tulungagung yang menjadi tenaga pengangkut dan Komaruddin, 38, warga Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung yang diduga sebagai pemilik.

Menurut Dedy, daging berkadar air tinggi itu berbahaya jika dikonsumsi. Selain itu juga ada unsur rekayasa memperberat bobot daging dengan cara meminumkan dan mengisi air sebanyak-banyaknya kepada sapi yang hendak disembelih. Pelaku bisa dijerat Undang Undang Konsumen, nomor 8/1999 tentang perlindungan konsumen. Ancaman hukumannya 5 tahun penjara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari hasil penelitian petugas, daging itu memiliki kadar keasaman (PH) 9. Sedangkan daging normal PH-nya hanya sekitar 6. "Daging gelonggongan paling hanya mampu bertahan 11 jam. Kalau daging asli bisa sampai 24 jam," kata Dedy. Ciri lainnya, warna daging cenderung pucat atau memutih, berbeda dengan daging normal yang kemerahan.

Dalam pemeriksaan, Tarmuji, Kepala pemotongan Tulungagung mengakui pihaknya yang memotong sapi-sapi itu. Tapi tentang kandungan air, dia menyatakan tidak tahu. "Begitu pegawai kami selesai memotong langsung dibawa pemiliknya ke pasar untuk dijual," kata Tarmuji kepada penyidik.

Diperkirakan, berat total daging yang disita mencapai 7,5 kwintal. Dari pengakuan tersangka, penggelonggongan sapi bisa menaikkan keuntungan sekitar Rp 450 ribu per ekor. Polisi masih mengejar pelaku yang memasok sapi ke pemotongan Tulungagung. Dwidjo U Maksum

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kasus Penyakit Sapi Gila, Daging Asal Brasil Dilarang Masuk Beberapa Negara

3 Maret 2023

Seorang pekerja menyebarkan daging asin yang akan dikeringkan dan dikemas di pabrik JBS S.A, produsen daging sapi terbesar di dunia, di Santana de Parnaiba, Brasil 19 Desember 2017. REUTERS/Paulo Whitaker
Kasus Penyakit Sapi Gila, Daging Asal Brasil Dilarang Masuk Beberapa Negara

Kementerian Pertanian Brasil juga memastikan bahwa Rusia telah menghentikan impor dari Para setelah temuan kasus penyakit sapi gila.


Inilah 7 Penyakit yang Belum Ditemukan Obatnya

6 Desember 2022

Ilustrasi HIV/AIDS. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Inilah 7 Penyakit yang Belum Ditemukan Obatnya

Tidak semua penyakit yang ada di dunia ini mampu ditemukan obat penawarnya. Berikut sejumlah penyakit yang belum ditemukan obatnya.


Bangkalan Minta Sapi Luar Tidak Masuk Madura

15 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Bangkalan Minta Sapi Luar Tidak Masuk Madura

Wabah penyakit antraks yang terjadi di Blitar dikhawatirkan bisa menular ke Madura.


Soekarwo Klaim Tidak Ada Penularan Antraks  

15 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Soekarwo Klaim Tidak Ada Penularan Antraks  

Belasan sapi yang mati langsung dimusnahkan.


Kediri Tolak Sapi Blitar Gara-gara Antraks  

15 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Kediri Tolak Sapi Blitar Gara-gara Antraks  

Kediri menjadi tujuan pengiriman sapi dari Blitar, wilayah yang sedang mengalami endemi antraks.


Wabah Antraks Serang Peternakan Sapi di Blitar  

11 Desember 2014

TEMPO/Prima Mulia
Wabah Antraks Serang Peternakan Sapi di Blitar  

Kematian belasan sapi ini sempat membuat warga sekitar peternakan cemas.


Takut Sapi Gila, Banyuwangi Stop Impor Sapi Kanada  

10 Mei 2012

ANTARA/Syaiful Arif
Takut Sapi Gila, Banyuwangi Stop Impor Sapi Kanada  

Kanada pernah datang ke Banyuwangi untuk mensurvei tempat pembudidayaan sapi di Kecamatan Licin.


Sapi Gila, Amerika Harus Buktikan Tidak Berbahaya

9 Mei 2012

Suasana di Pasar Daging Senen, Jakarta, (12/10). Pemerintah telah mengeluarkan izin impor daging sapi dari Irlandia, dan sedang mempertimbangkan impor daging sapi dari Polandia. Foto: TEMPO/Subekti.
Sapi Gila, Amerika Harus Buktikan Tidak Berbahaya

Kalau tidak berbahaya, larangan impor bisa dicabut.


Dubes AS Klarifikasi Penyakit Sapi Gila  

2 Mei 2012

Scot Marciel. TEMPO/Seto Wardhana
Dubes AS Klarifikasi Penyakit Sapi Gila  

Amerika Serikat melaporkan tindakan yang telah dan akan dilakukan di negaranya.


Pemerintah Belum Cabut Impor Sapi Amerika  

2 Mei 2012

Menteri Pertanian, Suswono. ANTARA/Oky Lukmansyah
Pemerintah Belum Cabut Impor Sapi Amerika  

Kami dalam posisi menunggu dari Amerika," kata Menteri Pertanian Suswono.