TEMPO.CO, Bangkalan - Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Ahmat Azizun Hamid minta Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk menerbitkan larangan pengiriman sapi ke Pulau Madura. Menurut dia, larangan itu penting untuk mencegah masuknya penyakit antraks. Saat ini wabah penyakit antraks telah menyerang sapi perahan di Blitar. "Dulu pernah dilarang. Tapi, pada 2014, aturan itu dilonggarkan," kata Aziz, Senin, 15 Desember 2014. (Baca: Wabah Antraks Serang Peternakan Sapi di Blitar)
Menurut Aziz, bila pencegahan itu tidak segera dilakukan, wabah penyakit antraks bisa mengancam peternakan sapi di Madura. Kondisi itu juga akan menyebabkan lumpuhnya bisnis peternakan sapi karena sapi dari daerah yang terkena wabah antraks dilarang dikirim ke luar pulau dan dagingnya tidak boleh diperjualbelikan. (Baca: Kediri Tolak Sapi Blitar Gara-gara Antraks)
Sambil menunggu sikap Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan larangan sapi luar masuk Madura, Dinas Peternakan Bangkalan akan memperketat pengawasan kesehatan sapi dari luar pulau. "Kami juga minta para dokter hewan di Jawa Timur untuk tidak begitu mudah mengeluarkan surat rekomendasi pengiriman sapi," ujarnya.
Adapun para peternak sapi di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, mengaku tidak khawatir wabah antraks yang terjadi di Blitar bakal menyebar ke sana. Sebab, semua peternak hanya memelihara sapi lokal. "Jadi kemungkinan tertular antraks sangat kecil," kata Sirat, seorang peternak sapi. Namun dia meminta pemerintah memperketat pemeriksaan kesehatan sapi di pasar sapi.
MUSTHOFA BISRI
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Kapal Selam Jerman | Rekening Gendut Kepala Daerah
Berita terpopuler lainnya:
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
Longsor Banjarnegara, 5 Menit yang Menenggelamkan
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut