TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berbalas cuitan di Twitter ihwal Rancangan Undang-undang atau RUU Haluan Ideologi Pancasila.
Twitwar ini bermula ketika Fadli menanggapi cuitan Mahfud yang menjelaskan ihwal RUU tersebut. "Ini RUU yang sama sekali nggak penting. Hari gini masih bicara Haluan Ideologi Pancasila. Apa urgensinya?" tulis Fadli Zon di akun Twitternya, @fadlizon, Ahad, 31 Mei 2020.
Menurut Fadli, Pancasila sudah selesai disusun oleh para pemikir hebat masa lalu pada tahun 1945. Fadli pun menyebut bahwa yang ingin mengkhianati Pancasila adalah komunisme.
Fadli juga mengatakan ada pihak yang resah seakan ada upaya menghidupkan komunisme dengan mencabut Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Nomor XXV Tahun 1966.
Menurut Fadli Zon, keresahan itu muncul karena ada pihak yang menolak keras menjadikan Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 sebagai konsideran RUU HIP. Dia mengatakan RUU Haluan Ideologi Pancasila boleh ada tetapi harus tanpa komunisme.
"Jangan jadi Nasakom (Nasionalis Agama Komunis) baru. Dulu Nasakom yang membuat bangsa ini pecah belah," ujar Fadli.
"Yang khianat pada Pancasila ya komunisme," ujar mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini menanggapi cuitan Mahfud.
Sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menyebut RUU Haluan Ideologi Pancasila bukan untuk membuka pintu bagi komunisme.
Mahfud mengatakan RUU tersebut justru untuk menguatkan Pancasila sebagai ideologi negara. Mahfud pun menjelaskan, secara konstitusional tak ada MPR atau lembaga lain yang bisa mencabut Tap tersebut.
Mahfud pun mengkritik balik Fadli Zon. Mahfud mengatakan RUU Haluan Ideologi Pancasila itu adalah usul inisiatif DPR.
"Kalau Anda keberatan hari gini masih bicara haluan ideologi, seharusnya Anda yang ada di DPR menolak RUU itu disahkan untuk dijadikan usul inisiatif DPR. Selamat Idul Fitri ya," cuit Mahfud.