Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulon Progo Eko Wisnu Wardhana menyebutkan penerimaan tenaga kerja di bandara diserahkan ke setiap perusahaan yang menjaring warga. Untuk menampung warga yang tak memenuhi syarat, Pemkab Kulon Progo memberikan pelatihan kewirausahaan.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, kata dia, telah memberikan pelatihan lewat Balai Latihan Kerja (BLK) untuk warga terdampak proyek bandara baru. Lewat BLK ini pendaftar diberi syarat minimal berumur 18 tahun dan tidak harus punya ijazah. “Banyak yang ikut berlatih di BLK dan sudah punya usaha,” kata dia.
Jenis pelatihan usaha yang mereka tawarkan di antaranya pembuatan roti, menata rambut, Bahasa Inggris, jahit, internet marketing, desain grafis, furnitur, pengelasan, dan teknisi sepeda motor.
Pandemi Covid-19, kata Wisnu memukul sebagian usaha di kabupaten tersebut. Disnakertrans mencatat terdapat enam perusahaan yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 45 pekerja, merumahkan 2.087 pekerja. Perusahaan yang merumahkan pekerja itu menggaji 50 persen, di bawah 50 persen, dan ada juga yang tanpa gaji.
Dia mengajak warga terdampak proyek Bandara Kulon Progo untuk memanfaatkan peluang di tengah pandemi dengan pelatihan BLK, misalnya bidang jahit. Warga misalnya bisa menjahit masker.