TEMPO.CO, Surabaya - Seorang sopir ambulans Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya, Dwi Prasetyo Cahyanto, menceritakan kisahnya saat mengantarkan jenazah pasien Covid-19.
"Saya mengantar berdua menggunakan mobil ambulans, didampingi seorang dokter. Kami semua memakai alat pelindung diri atau APD medis lengkap," katanya seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 18 April 2020.
Perasaan was-was menghantui selama perjalanan menuju Kertosono, tempat pasien akan dimakamkan, yang memakan waktu dua jam lebih. Ia khawatir akan ada penolakan dari masyarakat karena stigma yang berkembang.
Beruntung apa yang dibayangkan tidak terjadi karena sejak awal aparat kepolisian, TNI, dan perangkat desa setempat yang akan membantu kelancaran proses pemakaman sudah berkoordinasi.
"Pemakaman berlangsung sekitar pukul tujuh malam. Sedikit deg-degan juga. Saya lihat keluarga jenazah juga turut hadir," ucapnya.
Sopir ambulans lainnya yang juga perawat dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, Putra, juga mengisahkan pengalamannya saat mendapat tugas mengantar jenazah positif ke tempat pemakaman umum. Ia sempat mengantarkan jenazah di pemukiman padat penduduk di kawasan Putat Jaya Surabaya.
"Saya mengantar berdua menggunakan mobil ambulans, dengan mengenakan APD lengkap. Sampai di lokasi pemakaman saya lihat banyak warga berkerumun," katanya.
Kerumunan warga itu kemudian dibubarkan oleh aparat kepolisian dan TNI. "Alhamdulillah, masyarakat bisa menerima dan proses pemakaman berlangsung lancar. Waktu itu masyarakat tetap bisa melihat proses pemakaman tapi dari jarak yang cukup jauh," katanya.
Perawat RSUD Dr Soetomo Surabaya lainnya, Nizar, mengisahkan pengalaman saat mengantar jenazah positif COVID-19 menuju tempat pemakaman di Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. "Sempat khawatir ditolak warga. Syukurlah warga bisa menerima dan proses pemakaman berjalan lancar," tuturnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi para petugas kesehatan yang mendapat tugas mengantar jenazah yang terkonfirmasi positif ke tempat peristirahatan terakhir.
Mantan Menteri Sosial itu, juga bersyukur ketika mendengar mayoritas masyarakat di Jawa Timur bisa menerima kehadiran jenazah positif Covid-19 sehingga proses pemakaman bisa berjalan lancar.
"Areal pemakaman yang telah kami siapkan berjarak minimal 50 meter dari sumber air dan 500 meter dari pemukiman warga. Kami tidak bisa menyebutkan satu persatu titik lokasinya," katanya.