TEMPO.CO, Jakarta - Putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, mengatakan masuk Partai Demokrat merupakan pilihan politik rasional yang dia putuskan sendiri.
Azizah mengatakan ia bergabung dengan partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tanpa tekanan dari pihak mana pun. "Tentu saja Abah akan menghormati keputusan tersebut," kata Azizah kepada Tempo, Kamis, 16 April 2020.
Azizah bergabung dengan Partai Demokrat dan menjadi wakil sekretaris jenderal periode 2020-2025. Ia mengatakan hal ini sekaligus bukti keseriusannya terjun ke dunia politik.
Menurut Azizah, ia banyak ditawari masuk partai politik sejak keluar menanggalkan status aparatur sipil negara pada 2019. Ia mengaku terus menimbang dengan cermat sebelum akhirnya memutuskan.
"Hingga akhirnya saya mencermati terjadi adanya sebuah perhelatan besar partai politik yang menetapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), seorang anak muda menjadi ketua umum," kata Azizah.
Azizah mengatakan momen itu mulai membuka matanya. Ia merasa harus memberi dukungan dan memperkuat ketua umum partai politik berusia 41 tahun itu.
AHY terpilih menjadi ketua umum Demokrat dalam Kongres V pada 15 Maret lalu. AHY terpilih secara aklamasi menggantikan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono. "Dengan bergabung saya ke Demokrat, saya meyakini bisa memperkuat posisi partai secara lokal dan nasional," ujar Azizah.
Memilih Demokrat, kata Azizah, adalah bagian dari kesadaran sejarah untuk mendukung kaum muda maju dan berperan di gelanggang politik. Ia mengatakan pula bahwa Demokrat adalah partai parlemen dengan ketua umum termuda se-Indonesia.
Perempuan berusia 47 tahun ini menilai Demokrat telah mengambil langkah nyata memberi peran signifikan untuk anak-anak muda. Dia juga menilai Demokrat menarik karena berlatar belakang ulama, sehingga memiliki garis ideologi nasionalis-relijius.
Menurut Azizah, ideologi itu memudahkan untuk terjun dan berinteraksi dengan masyarakat lintas agama, suku bangsa, dan antargolongan. "Ibarat wadah, maka Demokrat itu wadahnya luas, sehingga bisa menampung berbagai aspirasi dan kepentingan dari masyarakat Indonesia yang majemuk tanpa kepura-puraan," ujar dia.