TEMPO Interaktif, Malang: Sekitar seribu petani di wilayah pusat peternakan sapi perah Kabupaten Malang tidak lagi menanam padi dan lahannya digunakan untuk menumbuhkan rumput gajah (Pennisetum pupureum).
Sukiyanto, Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur Kecamatan Ngantang, satu dari tiga kecamatan yang banyak penanam rumput gajah selain Pujon dan Kasembon, pada Minggu (31/8), mengatakan, "Keuntungan yang kami dapat (dari padi) tidak sebanding dengan biaya produksi dan perawatan yang kami keluarkan."
Ia memberi gambaran, setiap panen padi yang empat bulan sekali, petani mendapatkan rata-rata Rp 12 juta per hektare. Sedang menanam rumput gajah, panenan bisa 40 hari sekali dengan keuntungan paling tidak Rp 5 juta per hektare.
Selain itu, katanya, menanam rumput gajah lebih gampang dan tidak memerlukan tenaga ekstra untuk merawat dan memupuk. Risiko gagal panen rumput gajah, yang dijual kepada para pemilik sapi, juga lebih kecil dibanding padi.
Wilayah tiga kecamatan ditambah Kota Batu, memang terkenal pusat pemeliharaan sapi perah terbesar di Jawa Timur sehingga petani yang bertanam rumput gajah tidak khawatir kehilangan pasar.
Abdi Purmono