“Keinginan itu muncul setelah bapak saya meningal. Alangkah baiknya kalau, makam Ade bisa berdekatan dengan [makam] bapak,” kata Hendriyanti Sahara Nasution, anak pertama almarhum Nasution, kepada Tempo News Room, Selasa (2/10).
Namun sejauh ini, kata Yanti -nama panggilan Hendriyanti, belum ada tanggapan dari pemerintah terhadap keinginan ibunya itu. “Ibu sering bilang, kasihan kan Ade di situ sendirian. Karena memang cuma ada makam Ade saja yang masih ada di tempat itu (Pemakaman Umum Blok P, Jakarta Selatan). Yang lain kan sudah dipindahkan,” kata dia.
Selama ini, Yanti maupun ibunya, secara rutin mengunjungi makam Ade Irma. Hal itu dilakukan, paling sedikit tiga bula sekali. Begitu juga dengan Nurdin, suami Yanti. Namun sayangnya, jalan masuk menuju pemakaman, saat ini sudah tidak terawat. Kendaraan roda empat tidak bisa lewat jalan itu karena terhalang ilalang.
Mengenai rencana Pemda Jakarta yang akan menyulap makam Ade Irma menjadi monumen, diakui Yani, sudah diketahui pihak keluarga. Rencana itu disampaikan Pemda sekitar tiga tahun lalu. Namun sejauh ini keluarga belum tahu kelanjutannya. “Ya kami tidak bisa menolak kalau itu menjadi rencana pemda. Tapi kalau boleh, sebenarnya kami masih berharap, makam Ade bisa dipindah ke Kalibata,” kata dia lagi. (Suseno)