TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menyebut fasilitas untuk observasi WNI anak buah kapal World Dream di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu lebih baik daripada fasilitas serupa di pulau Natuna.
"Fasilitas di Sebaru lebih bagus karena ini adalah rumah-rumah yang ada kamar-kamarnya. Fasilitas ini adalah tempat rehabilitasi narkoba yang sudah kosong," kata Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB Rustian saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2020.
Di pulau Sebaru, pemerintah mengubah cottage dan tempat rehabilitasi narkoba menjadi rumah sakit mini dan lokasi observasi. Berbeda dengan di Natuna yang memanfaatkan hanggar pesawat yang dipasangi tenda-tenda.
Meskipun fasilitas secara fisik berbeda, Rustian menyebutkan logistik maupun personel yang dipersiapkan akan sama seperti di Natuna mulai dari peralatan, dokter ahli gizi, sanitasi, hingga psikolog. "Fasilitas di Sebaru bisa menampung 250 orang. Tempatnya bagus dan besar. Untuk proses observasi, akan ada lebih dari 760 personel yang mendukung," kata dia.
Proses observasi di Pulau Sebaru Kecil akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sama dengan observasi warga negara Indonesia yang dipulangkan dari Wuhan, China di Natuna. Observasi akan dilaksanakan selama 14 hari sejak para WNI tiba.
Mereka diperkirakan tiba pada 28 Februari mendatang. Saat ini, mereka sudah dalam perjalanan menuju pulau menggunakan KRI Soeharso. Sebelumnya, mereka dijemput di Selat Durian, Riau.
Selama dalam perjalanan di KRI Soeharso, kata Rustian, mereka juga sudah akan mengalami pemeriksaan kesehatan karena kapal tersebut merupakan rumah sakit terapung.