TEMPO.CO, Jakarta - Dua korban susur Sungai Sempor ditemukan pagi ini pada pukul 05.30 dan 07.05. Keduanya ditemukan di Bendungan Mantras yang berada sekitar 400 meter dari tempat korban terseret. "Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR Sungai Sempor dinyatakan ditutup," kata Asnawi, Komandan Operasi SAR Sungai Sempor dalam pernyataan tertulisnya, Ahad, 23 Februari 2020.
Kepala Pusat Informasi Kwarnas Pramuka, Guritno, mengatakan kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara D.I. Yogyakarta. "Kedua jenazah korban masih diidentifikasi lebih lanjut," kata dia.
Kegiatan susur Sungai Sempor yang diadakan Jumat sore, 21 Februari 2020, berujung tragis. Sebanyak 249 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, yang mengikuti kegiatan Pramuka terseret arus sungai yang mendadak menjadi deras dan debit airnya meninggi karena hujan. Akibatnya, sepuluh pelajar meninggal karena tenggelam.
Kepolisian D.I. Yogyakarta telah menetapkan seorang pembina berinisial IYA sebagai tersangka. IYA dijerat Pasal 359 KUHP karena kelalaiannya yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dan Pasal 360 karena kelalaiannya yang menyebabkan orang luka-luka. "Sampai saat ini yang bersangkutan sedang dimintai keterangan sebagai tersangka," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto.
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana mengaku tidak mengetahui susur sungai yang dilakukan dalam kegiatan Pramuka itu. Menurut dia, para pembina tidak berkoordinasi mengenai adanya kegiatan susur sungai di kawasan Lembah Sempor. Ia menyebutkan para pembina Pramuka merupakan guru aktif di sekolah yang ia pimpin.
DINI PRAMITA | ANDITA RAHMA