TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Willy Aditya mengatakan alasan partainya mengusung menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Bobby Nasution pada Pemilihan Wali Kota Medan, karena Bobby bisa menjadi simbol yang kuat. Simbol ini, kata dia, tak bisa dilepaskan dari citranya sebagai menantu Jokowi.
"Medan kan ibu kota provinsi, butuh simbol yang kuat. Masyarakat Mandailingnya juga besar, itu yang jadi pertimbangan," ujar Willy saat dihubungi, Jumat, 21 Februari 2020.
Ia mengatakan menjadi menantu Jokowi tidak bisa dipandang sebagai sebuah hal yang negatif. Status itu rezeki bagi Bobby, yang tidak bisa serta merta dilepaskan ketika suami dari Kahiyang Ayu ini memilih untuk maju di Pemilihan Wali Kota Medan. "Ketika seseorang punya kemauan untuk maju, dia memiliki itikad untuk mengabdi kepada publik," kata anggota Komisi I DPR RI ini.
Selain itu menurut Willy, Bobby merepresentasikan semangat generasi millenial dan perubahan. Sosok Bobby juga dianggap mampu karena punya pengalaman membantu Jokowi dalam pemenangan di Medan pada Pilpres 2019 lalu.
Kendati begitu, ia menyebut NasDem tak mengharapkan kelimpahan suara dari Bobby. Menurut dia, efek ekor jas bersifat asosiatif, atau hanya berpengaruh bila kandidat merupakan kader dari partai politik tertentu. Sedangkan Bobby dianggapnya sebagai simbol independen yang merepresentasikan banyak partai. "Biar Bobby gak berpartai, biar Bobby jadi simbol dari semua partai."
Sebelumnya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh membenarkan bahwa partai sudah mengeluarkan rekomendasi kepada menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Bobby Nasution, sebagai calon Wali Kota Medan pada Pilkada 2020. NasDem menyatakan memutuskan mengusung Bobby Nasution bukan karena ia menantu Jokowi. "Ah, menantu memang nasib dia jadi menantu. Ngapain kita urus itu," kata Surya saat ditemui usai peresmian gedung baru Dewan Pimpinan Wilayah NasDem Sumatera Utara di Medan, Kamis, 20 Februari 2020.
FIKRI ARIGI | ANTARA