TEMPO.CO, Kendari - Setelah sempat diskorsing selama dua jam, sekitar pukul 14.30 Wita pada hari ini, Selasa, 11 Februari 2020, Kongres PAN ke-5 dengan agenda utama pemilihan ketua umum kembali dilanjutkan di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Ketua Steering Committee (SC) Kongres Edy Soeparno memimpin sidang, didampingi 10 anggota SC antara lain Totok Daryanto, Muhammad Ajib, dan Novianti K. Nasution.
Edy menawarkan pembahasan tata tertib pemilihan ketum tidak perlu seluruhnya. Dia lalu mengusulkan acara langsung pemilihan ketum. Para seserta Kongres PAN lantas menyetujuinya usulan Edy.
“Kita lanjutkan saja. Namun kita verifikasi voters dulu,” ujar Edy.
Verifikasi pemilih dilakukan manual, yakni dati daftar hadir perwakilan 34 DPW dan DPD. Verifikasi hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Agenda dilanjutkan dengan laporan pertanggungjawaban pengurus pusat PAN yang disampaikan secara tertulis.
Ketum PAM Zulkifli Hasan tak membacakan laporan melainkan membagikan laporan untuk dibaca oleh para peserta kongres.
Selanjutnya, Edy Soeparno menyerahkn palu pimpinan sidang kepada Totok Daryanto.
“Caketum yang hadir dalam ruangan hanya tiga dan satu lagi tidak hadir yakni Mulfahri Harahap. Saya tawarkan sidang pleno, apakah semua calon yang sudah terdaftar bisa diterima dan disahkan sebagai caketum?” kata Totok.
Kongres PAN hari kedua pada hari ini berlangsung ricuh akibat pendukung kubu Zulkifli Hasan dan Mulfahri bersitegang. Mereka saling lemoar kursi, bahkan adu jotos.
Dua peserta kongres terluka. Tempo melihat satu orang luka robek di bagian kepala. Pintu kaca depan aula hotel juga pecah.
Di dalam ruang sidang pleno kursi-kursi berhamburan. Peserta lainnya berlarian ke luar ruangan untuk menghindari amukan kedua kubu tersebut.
Kericuhan di Kongres PAN V akhirnya bisa diredakan setelah polisi mengambilalih pengamanan sidang.