TEMPO.CO, Jakarta-Puluhan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi unjuk rasa di lokasi Kongres V Partai Amanat Nasional, Hotel Claro, Kota Kendari, Senin, 10 Februari 2020. Dalam orasinya, koordinator pengunjuk rasa, Andi Adi, menuding Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan terlibat dalam kasus suap alih fungsi hutan di Provinsi Riau 2014.
Zulkifl , menurut Andi, dua kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi saat akan diperiksa. "Seharusnya dia (Zulkifli) bersikap gentle dengan mendatangi panggilan KPK. Kami tidak terima Zulkifli Hasan disini. Jangan menginjakan kaki di Sulawesi Tenggara,” ujar Andi.
Menurut Andi demonstrasi itu bukan untuk mengganggu jalannya Kongres PAN. Namun dia ingin mengingatkan publik ihwal dugaan suap oleh Zukifli. “Kami tidak berniat menggangu kongres. Kami pemuda dan mahasiswa minta Zulkifl keluar dari Kendari," ucapnya.
Unjuk rasa sempat menarik perhatian peserta kongres. Meski demikian kegiatan penyampaian pendapat itu berjalan tertib. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Inspektur Jenderal Merdisyam mengatakan pelaksanaan Kongres PAN masih kondusif.
“Sejauh ini kondusif. Sejauh pengamatan kami memang ada dinamika, tapi itu internal. Belum sampai mengganggu ketertiban,” ujar Merdisyam yang ditemui usai aksi demonstrasi
Aparat keamanan, menurut Merdisyam, memperketat pengamanan dengan menyiagakan pasukan di tiga ring, antara lain di Phinisi Ball Room menuju tempat makan (restoran), lantai dasar, dan di depan halaman hotel. Tidak ada pengawalan khusus untuk setiap kandidat calon ketua umum, namun polisi menjaga mereka sejak datang sampai di arena kongres.
ROSNIAWANTY FIKRI