TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengatakan pemerintah kini tengah memperketat pintu masuk Singapura-Indonesia setelah terkonfirmasinya seorang WNI positif virus Corona di Singapura.
"Pemerintah Indonesia tengah menginventarisir sekaligus melakukan pengetatan terhadap pintu masuk dari berbagai negara, termasuk Singapura," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian kesehatan, Anung Sugihantono melalui telekonferensi di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan pada Rabu, 5 Januari 2020. Anung kini masih berada di Natuna, Kepulauan Riau guna memantau observasi WNI dari Wuhan, Cina.
Anung menjelaskan setiap harinya, sedikitnya 17 ribu orang berlalulalang dari Singapura ke Indonesia, baik sebagai wisatawan maupun traveler yang bekerja. "Ini yang jadi perhatian kita semua di Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut, Anung mengatakan pengetatan ini dilakukan di semua penerbangan maupun jalur pintu masuk lainnya. Pengetatan itu, kata dia, dilakukan lantaran penularan virus corona terhadap WNI itu sedikit berbeda. Namun dia belum menjelaskan lebih rinci terkait penularan itu.
Adapun Anung menegaskan Kementerian Luar Negeri telah mengimbau agar WNI yang berada di Singapura tetap tenang dan waspada. "Jaga kesehatan dan kebersihan, serta memperhatikan imbauan yang dikeluarkan pemerintah Singapura," kata dia.
Kementerian Kesehatan Singapura sebelumnya mengatakan pada 4 Februari, kasus penularan virus Corona WNI pertama kali merupakan kasus virus Corona ke-21 di Singapura. WNI berusia 44 tahun tersebut bekerja sebagai pekerja migran.
"WNI tersebut tidak memiliki riwayat bepergian ke RRT (Republik Rakyat Cina), namun merupakan pekerja rumah tangga dari warga negara Singapura yang juga telah sebelumnya ditetapkan positif virus Corona," menurut KBRI Singapura dalam rilis yang diterima Tempo, 4 Februari 2020.
Hingga hari ini, Singapura melaporkan telah menemukan 24 kasus infeksi virus Corona, termasuk 4 di antaranya ditularkan dari manusia ke manusia. Dari 24 kasus virus Corona, sebagian besar merupakan warga Cina, menyusul Singapura, dan seorang warga Indonesia.