Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Upacara Leluhur Ki Ageng Mangir di Bantul Dibubarkan

image-gnews
Ketua Paguyuban Padma Buwana dan keturunan Ki Ageng Mangir bersama peserta upacara leluhur lintas agama di Pajangan, Bantul (TEMPO/Shinta Maharani)
Ketua Paguyuban Padma Buwana dan keturunan Ki Ageng Mangir bersama peserta upacara leluhur lintas agama di Pajangan, Bantul (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Upacara leluhur lintas agama untuk Ki Ageng Mangir di Dusun Mangir Lor, Desa Mangir, Kecamatan Pajangan, Bantul, Yogyakarta dibubarkan oleh polisi dan warga sekitar pada Selasa, 12 November 2019.

Warga Dusun Mangir dan polisi yang jumlahnya puluhan mendatangi rumah Ketua Paguyuban Padma Buwana, Utiek Suprapti tempat acara berlangsung. Mereka kemudian membubarkan acara yang dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai daerah dan latar belakang agama pada pukul 15.30 WIB.

Sekelompok orang yang datang itu berdiri di depan rumah Utiek. Mereka menghadang puluhan peserta upacara dan berteriak bubar kepada peserta upacara untuk mengenang wafatnya Ki Ageng Mangir itu. “Polisi menganggap kegiatan kami tidak berizin, dan meminta kami membatalkan karena ada warga yang keberatan,” kata Utiek.

Menurut Utiek, sehari sebelum acara berlangsung, ia dipanggil oleh
Kapolsek Pajangan Ajun Komisaris Sri Basariah.

Menurut Utiek, ia diminta membatalkan acara tersebut oleh Kapolsek Sri Basariah dengan alasan sejumlah warga dusun keberatan.

Utiek hirau dengan imbauan itu dan tetap menggelar acara yang mengundang 50 orang dari berbagai daerah. Adapun peserta upacara datang dengan latar belakang agama yang beragam. Ada Katolik, Hindu, Budha. Sebagian berasal dari Kediri, Jambi, dan Jakarta. Ada juga penganut kepercayaan Sunda Wiwitan.

Utiek beralasan, acara ini tetap ia gelar lantaran sudah membuat surat pemberitahuan ihwal acara tersebut. Ia mengatakan surat itu sudah mendapat tanda tangan kepala dusun setempat.

Pada Selasa pukul 14.00 berlangsung prosesi sembahyang mendoakan bumi agar subur dan tidak kekeringan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upacara tersebut dipimpin pemimpin agama Budha Tantrayana Kasogatan, Pandita Padma Wiradharma. Pada saat doa inilah, sepuluh warga dusun tersebut berteriak agar peserta upacara bubar. “Saya trauma. Selama ini Desa Mangir dikenal sebagai desa wisata spiritual. Tapi, ternyata tidak aman,” kata Pandita Padma.

Seluruh peserta terpaksa menghentikan upacara tersebut pukul 15.45. Padahal, prosesi upacara yang berlangsung di sanggar pamujaan di halaman rumah Utiek itu belum rampung. Setelah doa pemimpin agama sedianya berlangsung doa dari perwakilan Sunda Wiwitan dan Kerinci Minang Kuno, Jambi.

Di tempat pemujaan tersebut terdapat lingga dan yoni, simbol-simbol yang dipengaruhi Hindu. Di kanan kiri tempat pemujaan tersebut terdapat janur kuning. Sajian hasil bumi, di antaranya buah-buahan, sayur melengkapi upacara tersebut. Semua properti upacara tidak ada yang dirusak atau utuh.

Peserta dari Kediri yang beragama Katolik, Setiaji menyatakan kekecewaannya terhadap polisi yang kalah dengan desakan sejumlah warga dusun tersebut.

Tamu dengan beragam latar agama menurut dia datang untuk memenuhi undangan Utiek sebagai keturunan Ki Ageng Mangir. Tujuannya untuk mendoakan leluhur. “Tapi, warga mengusir sebagian tamu yang datang. Polisi membela warga yang berteriak-teriak,” kata dia.

Kepala Polisi Resor Bantul Ajun Komisaris Besar Polisi Wachyu Tri Budi Sulistiyono membantah polisi menghentikan upacara tersebut.

Polisi, menurut dia datang ke lokasi untuk mengamankan agar tidak terjadi konflik. Sejumlah warga dusun tersebut menurut Wachyu keberatan dan mempertanyakan izin acara tersebut. “Polisi tidak menghentikan. Kami hanya minta upacara dipercepat karena ada potensi kerawanan,” kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

20 hari lalu

Suasana ijab kabul pasangan pengantin April dan Iyan di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Sabtu, 4 April 2020. TEMPO/IJAR KARIM
Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.


Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

20 hari lalu

Pasangan calon pengantin, April dan Iyan bersiap menikah di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Sabtu, 4 April 2020. Pasangan ini terpaksa menunda rencana resepsi pernikahan mereka karena larangan selama pandemi virus corona. TEMPO/IJAR KARIM
Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.


Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul: 3 Tewas, Puluhan Penumpang Masih Dirawat di RS

39 hari lalu

Bus wisatawan terguling di jalur wisata menuju Hutan Pinus Mangunan Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta Kamis, 8 Februari 2024. Dok. Istimewa
Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul: 3 Tewas, Puluhan Penumpang Masih Dirawat di RS

Puluhan penumpang korban kecelakaan bus pariwisata di Imogiri Bantul masih menjalani perawatan di rumah sakit.


Bus Wisatawan Asal Jawa Tengah Terguling di Bukit Bego Bantul Yogyakarta

39 hari lalu

Bus wisatawan terguling di jalur wisata menuju Hutan Pinus Mangunan Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta Kamis, 8 Februari 2024. Dok. Istimewa
Bus Wisatawan Asal Jawa Tengah Terguling di Bukit Bego Bantul Yogyakarta

Sebuah bus pariwisata bernama Saestu Trans yang membawa wisatawan asal Jawa Tengah mengalami kecelakaan tunggal di Bukit Bego


Ruas Jalan Inpres di Yogyakarta Permudah Akses Wisata, Aspek Keselamatan Jadi Prioritas

47 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Presiden Joko Widodo saat meresmikan ruas Jalan Inpres Daerah di Jalan Wonosari - Mulo, Karangrejek, Gunungkidul Selasa, 30 Januari 2024. (Dok.istimewa)
Ruas Jalan Inpres di Yogyakarta Permudah Akses Wisata, Aspek Keselamatan Jadi Prioritas

Sebagai kawasan destinasi wisata, akses jalan di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY menjadi kebutuhan vital.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

48 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.


Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

50 hari lalu

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya. Foto: Canva
Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.


Gaduh Pelantikan KPPS Soal Sajian Konsumsi dan Uang Transpor, Berikut Deretan Polemiknya

50 hari lalu

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Gaduh Pelantikan KPPS Soal Sajian Konsumsi dan Uang Transpor, Berikut Deretan Polemiknya

Media sosial sempat diramaikan soal kabar sajian konsumsi tak layak saat pelantikan KPPS


Momen Ganjar Bergantian Menyuapi Para Santri di Ponpes Bantul

53 hari lalu

Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat menyuapi para santri di Pondok Pesantren An Nur Bantul Yogyakarta Kamis (25/1). Tempo/Pribadi Wicaksono.
Momen Ganjar Bergantian Menyuapi Para Santri di Ponpes Bantul

Tanpa canggung, Ganjar langsung duduk lesehan dan turut mengelilingi tampah atau wadah dari anyaman bambu berbentuk melingkar.


Bocah Tiba-tiba Naik Panggung, Anies Baswedan Ingatkan Anak Tak Boleh Dibawa Kampanye

55 hari lalu

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menghadiri kampanye akbar di Lapangan Jambidan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa, 23 Januari 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Bocah Tiba-tiba Naik Panggung, Anies Baswedan Ingatkan Anak Tak Boleh Dibawa Kampanye

Anies Baswedan sempat mengingatkan pendukungnya untuk tidak melibatkan anak di bawah umur saat berkampanye.