TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK tak khawatir koalisi Jokowi makin gemuk dengan merapatnya beberapa partai baru. JK yakin pemerintahan akan berjalan secara seimbang karena kubu oposisi akan tetap kuat.
"Suatu pemerintah efektif harus ada check and balance. Jadi bagaiamana pun, walau pun kecil, tetap ada check and balance," kata JK saat ditemui di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Selasa, 15 Oktober 2019.
Saat ini Partai Gerindra mulai bermanuver mendekati sejumlah partai koalisi pemerintahan. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sudah menemui Jokowi di Istana Negara, dilanjutkan safari kepada Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. Jauh sebelumnya Prabowo juga telah bertemu Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa.
Merapatnya Gerindra ke koalisi Jokowi membuat kubu oposisi tinggal menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebab, dua partai lain yang semula berseberangan dengan Jokowi, yakni Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), sudah lebih dulu mendekati kubu pemerintah.
Namun JK meyakini kubu oposisi tak hanya menyisakan PKS saja. "Belum tentu (hanya PKS), tunggu saja deh. Saya tidak ingin memberikan komentar banyak soal koalisi soalnya saya tidak dalam arus itu," kata JK.
JK mengaku tak banyak terlibat lagi dalam urusan koalisi ini. Ia memang akan purna tugas sebagai Wakil Presiden setelah dua kali menjabat pada 2004-2009 dan 2014-2019. Namun ia meyakini Jokowi akan membangun koalisi yang tepat. "Tentu urusan Presiden dan Wakil Presiden (terpilih) membangun suatu koalisi yang cocok untuk lima tahun ke depan dan persatuan nasional," kata JK.