TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penusukan Wiranto, Menkopolhukam RI, memicu Densus 88 Polri bergerak cepat mencari jaringan teroris pelaku kejahatan tersebut yakni JAD (Jamaah Ansharut Daulah).
Penusukan Wiranto terjadi pada Kamis siang pekan lalu, 10 Oktober 2019, di Pandeglang, Banten, oleh Syahril Alamsyah alias Abu Rara, seorang aktivis JAD Bekasi.
Tiga hari kemudian, Densus 88 mulai merangsek jaringan JAD di sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Pada Ahad sore lalu, 13 Oktober 2019, sebuah rumah kontrakan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, digeledah polisi. Tepatnya di Kampung Rawakalong, RT 2/RW 4 Desa Karangsatria, Tambun Utara. Di sanalah terduga teroris Noval Agus Syahroni, 45 tahun, tinggal.
Penggeledahan dilakukan setelah Noval, anggota jaringan JAD Beksi, menyerahkan diri di Bandar Lampung pada Ahad pagi.
"Aktivitasnya pergi kemudian pulang, dan lebih banyak di dalam rumah," kata Nadian, tetangga Noval, kepada Tempo di lokasi, Ahad sore, 13 Oktober 2019.
Menurut Nadian, terduga teroris Noval tinggal di rumah kontrakan itu sejak dua bulan yang lalu bersama istri dan anaknya. Selama tinggal di rumah kontrakan berdinding warna biru tersebut Noval tak pernah bersosialisasi kepada tetangga.
Pada Ahad malamnya, tim Densus 88 beroperasi di kawasan Cirebon dan Indramayu, juga di Provinsi Jawa Barat. Dalam semalam, mereka melakukan penangkapan penggeledahan di tiga tempat.
Wakil Kapolres Kota Indramayu, Jawa Barat, Komisaris Fajar Widya Dharma mengatakan jajarannya hanya membantu Densus 88 melakukan penangkapan dan penggeledahan.
"Ini terkait jaringan JAD,” ucapnya kepada Tempo hari ini, Senin, 14 Oktober 2019, ketika ditanya alasan penangkapan.
Rumah yang digeledah milik BA di RT 01/RW 03 Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon; di Desa Bojong Wetan, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon; serta sebuah toko di Jalan Ahmad Yani, Kota Indramayu.
Menurut Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Roland Ronaldy, penggeledahan dilakukan setelah Densus 88 mencokok BA yang dicurigai teroris. “Diduga jaringan JAD,” ungkap Roland tadi malam.
Adapun barang bukti yang ditemukan di rumah BA berupa buku serta senjata tajam.
Ketua RW 03 Sahri Rahman mengatakan BA baru pindah ke wilayahnya sekitar setahun yang lalu. Dia tinggal di rumah mertuanya sedangkan sang mertua tinggal di Bogor. BA tinggal bersama istri dan 4 anaknya.
Sehari-hari BA berjualan es, berangkat pagi dan pulang sore. “Itu gerobaknya,” ucap Sahri hari ini, Senin, 14 Oktober 2019, sambil menuding gerobak es BA.
Sahri menyatakan tidak tahu persis dimana BA sehari-hari berjualan es. BA pun bukan asli Cirebon.
Densus 88 juga menangkap YF alias Y Buntung, 49 tahun, di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, lalu menggeledah rumahnya di Desa Bojong Wetan, Kecamatan Jamblang.
Dia adalah Amir JAD Cirebon.
Kapolres Cirebon Ajun Komisasaris Besar Suhermanto mengungkapkan bahwa sehari-hari YF bekerja sebagai mekanik barang elektronik. Banyak barang meencurigakan ditemukan di rumahnya, dari cairan kimia, senapan rakit, sampai panah.
Adapun penangkapan dan penggeledahan di Kota Indramayu terjadi terhadap seorang pria berinisial F atau Rizalul Fajri. Dia dicokok di sebuah toko di Jalan Ahmad Yani.
Beberapa jam setelah penusukan Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan memastikan pelakunya jaringan teroris JAD Bekasi.
"Kami sudah pantau khusus pelaku ini tiga bulan yang lalu. Kan pindah dari Kediri ke Bogor, kemudian dari Bogor pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama," kata Budi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
Di Menes, pandeglangm, Banten, Abu Rara menikah lagi. "Dan memang sel-sel seperti ini cukup banyak, sehingga kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut dan memantau mengawasi sel seperti ini," kata Budi.
Jenderal polisi ini menegaskan, penusukan Wiranto ada kaitannya dengan lima orang yang ditangkap di Bekasi karena merencanakan bom. Aksi JAD ini juga diprakarsai Abu Rara, pelaku penusukan Wiranto.