TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pertahanan Andi Widjajanto meyakini penambahan empat satuan baru di tubuh TNI mampu menekan surplus perwira tinggi (pati) yang menganggur.
Andi pun menilai sangat wajar jika pemerintah menaikkan anggaran TNI di APBN 2020 menjadi Rp 131 triliun.
"Keberadaan organisasi baru ini mengatasi masalah surplus perwira sekitar 80 persen," katanya dalam diskusi di Kantor Centre of Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta Pusat, hari ini, Senin, 7 Oktober 2019.
Pada 2018 empat satuan baru telah diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, yaitu Divisi Infanteri 3/Kostrad, Komando Armada (Koarmada) III TNI AL, Pasmar 3 Korps Marinir TNI AL, dan Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III.
"Itu bisa menyerap sekitar 600 perwira tinggi dan perwira menengah," kata mantan Sekretaris Kabinet Presiden Jokowi tersebut.
Dalam pidato di Perayaan Ulang Tahun ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu lalu, 5 Oktober 2019, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah telah menaikkan anggaran pertahanan. Pada 2020 anggaran pertahanan menjadi Rp 131 triliun, setelah sebelumnya pada 2019 sebesar Rp 121 triliun.
Menurut Andi Widjajanto, program itu sejalan dengan rencana penguatan TNI dan bagian dari tahap III pemenuhan Minimum Essensial Forces (MEF) 2024. Penguatan TNI sejalan dengan semangat pemerintah menjadikan TNI lebih profesional dan sesuai tugasnya.
"Untuk demokrasi di Indonesia, itu berita yang menggembirakan karena terserapnya ke satu organisasi yang karakternya tempur, bukan ke kementerian yang tugas-tugasnya yang tidak relevan dengan tugas-tugas pertahanan."